Page 321 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 321
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
diundurkan ke pedalaman sebelum tanggal 6 September 1945, sedang
interniran Belanda dan Indo Belanda di kamp Darmo, Gubeng, Sawahan
dibebaskan.
Pengunduan tentara Jepang ke pedalaman itu berdasarkan
perintah Panglima Tentara ke 16 sebagai realisasi hasil rapat Komando
Unit Pertahanan Jawa dan Madura tanggal 21 Agustus 1945 di Jakarta.
Pasukan Jepang di Surabaya diperkirakan sebanyak 10.000 orang,
termasuk personel angkatan lautnya. Yang ditinggalkan hanya beberapa
ratus orang dari Kompi Infanteri dan beberapa puluh anggota Kempetai
75
untuk mejaga keamanan di Surabaya. Angkatan laut Jepang yang
masih tersisa di Surabaya kira-kira 4.000 orang. Mulai 1 September
1945, senjata dikumpulkan di beberapa tempat tertentu, kecuali yang
mereka pakai. Menilik keadaan Kota Surabaya demikian tegangnya dan
sewaktu-waktu bisa meledak menjadi insiden, maka pihak Jepang mulai
turun tangan. Pada tanggal 30 September 1945 oleh Cianbico (bagian
keamanan kota) dikeluarkan larangan yang ditujukan kepada Belanda
atau Indo Belanda terhadap pengibaran bendera Belanda,
penyelenggaraan perayaan secara terbuka, atau pun perayaan
perseorangan yang diselenggarakan secara besar-besaran untuk
memperingati kemenangan Sekutu.
Sebaliknya di seluruh Kota Surabaya atas perintah KNI telah
berkibar sang Merah Putih. Dalam peringatan kewaspadaan dan
keamanan serta menghadapi hal yang tidak diinginkan, maka di
tempat-tempat tertentu para pemuda telah mengadakan pemeriksaan.
Pada waktu itu di kalangan masyarakat Indonesia terjangkit rasa
kebencian yang mendalam kepada bangsa penjajah, terutama bangsa
kulit putih. Tiap orang kulit putih dianggap bangsa penjajah. Tidak
jarang teradi ketegangan antara kelompok pemuda Indonesia dengan
anggota Palang Merah Internasional yang anggotanya kebanyakan juga
berkulit putih. Anggota Palang Merah Internasional lalu melancarkan
tuduhan bahwa tugas mereka dihambat, dipersukar atau dihadang oleh
kelompok pemuda bersenjata. Anggota Palang Merah Internasional
yang Indo bahkan menuduh bangsa Indonesia turut campur tangan dan
mengganggu tugas kemanusiaan mereka.
Dalam situasi genting seperti itu, bertepatan pula dengan
sedang ramai-ramainya pembentukan berbagai organisasi dan barisan
perjuangan di Surabaya, pada tanggal 16 September 1945 di Jakarta
309