Page 320 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 320

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia



                5.21. KONFLIK-KONFLIK DI SURABAYA:
                KEKUATAN INDONESIA, JEPANG, BELANDA DAN SEKUTU (INGGRIS)


                 a.  PENDARATAN SEKUTU DI JAKARTA
                        Begitu kabar Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai di Surabaya,
                tentara  Peta  dibubarkan,  yaitu  pada  tanggal  18  Agustus  1945.
                Sebenarnya perintah pembubaran Peta telah disiarkan pada tanggal 17
                Agustus  1945  dalam  Sectie  IV,  A/113  dan  A/119.  Namun  di  wilayah
                Tentara  ke  7  di  bawah  kekuasaan  dan  perintah  Tentara  ke  16  baru
                dikeluarkan pada tanggal 18 Agustus 1945, dan pelaksanaannya secara
                efektif tanggal 19 Agustus 1945. Di Jakarta pembubaran Peta dilakukan
                secara  spontan,  sedangkan  Kenpeitai  merintangi  penyebarluasan
                Proklamasi.
                        Kemudian  Pemerintah  Republik  Indonesia  pada  tanggal  23
                Agustus 1945 memerintahkan agar rakyat menyusun kekuatan. Perintah
                ini disambut oleh rakyat dan pemuda. Mereka pun menyusun kekuatan
                guna menghadapi segala kemungkinan. Melihat keadaan yang eksplosif
                itu,  Shucokan  (walikota)  segera  membacakan  sabda  Tenno  Heika  dan
                amanat  Seikosikikan  di  Gedung  Perposos  Jalan  Embong  Malang  di
                hadapan  seluruh  pejabat  Kabupaten,  Karesidenan  dan  Jawatan  di
                seluruh Surabaya.
                        Selain  pihak  Jepang,  para  Indo  Belanda  (Eurasian)  juga
                merintangi gerakan rakyat yang menyusun kekuatan untuk menegakkan
                kemerdekaan  negara dan  bangsa  Indonesia.  Atas bantuan  penuh  dari
                Jepang, golongan Indo Belanda kemudian membentuk ―Komite Kontak
                Sosial―  dengan  usaha  atas  nama  Palang  Merah  Internasional  atau
                Intercross. Anggota Komite Kontak Sosial antara lain N.N. Bastiaans, Mr.
                W.V. Ch. Ploegman, Y. Hoeksema, C.A. Connink. Dengan kedok Palang
                Merah  Internasional  mereka  mengadakan  kegiatan  politik.  Beberapa
                tempat dan gedung strategis telah mereka duduki antara lain Yamato
                Hoteru atau Hotel Oranje.

                        Para  pemuda  yang  menyaksikan  ini  segera  melakukan  gerakan
                penempelan plakat pada gedung dan obyek vital tulisan ―Milik Republik
                Indonesia‖. Bendera Jepang di gedung yang telah diduduki diturunkan
                dan diganti dengan bendera Merah Putih. Keadaan Kota Surabaya mulai
                memanas.  Pasukan  Jepang  yang  lengkap  persenjataannya  diamankan,



                308
   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325