Page 322 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 322
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
mendaratlah tentara Inggris sebagai bagian dari tentara Sekutu di
bawah pimpinan panglimanya, Laksamana Petterson. Pendaratan
tentara Inggris sebagai bagian dari kekuatan Sekutu di Jakarta
merupakan Komando Khusus SEAC (South East Asia Command) yang
diberi nama AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies) di bawah
pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Pasukan ini terdiri dari
tiga divisi :
1. Devisi India ke 23 (23th India Division) di bawah pimpinan
Jenderal Mayor D.C. Howthorn, mendarat di Jakarta
2. Devisi India ke 5 (5th India Division) di bawah pimpinan Jenderal
E.C. Mansergh untuk daerah Jawa Timur, mendarat di Surabaya;
3. Devisi India ke 26 (26th India Devision) di bawah pimpinan
Mayor Jenderal H.M. Chambers untuk daerah Sumatra,
mendarat di Medan dan Padang.
Adapun perintah-perintah Gabungan Kepala-kepala Staf Sekutu
yang dibebankan kepada SEAC yang harus dilaksanakan oleh AFNEI
adalah: (1) Menerima penyerahan Jepang; (2) Membebaskan para
tawanan perang dan interniran Sekutu; (3) Melucuti dan
mengumpulkan orang-orang Jepang untuk kemudian dipulangkan ke
negerinya; (4) Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai yang
kemudian diserahkan kepad perintah sipil; dan (5) Menghimpun
keterangan tentang dan untuk menuntut penjahat perang di depan
76
pengadilan Sekutu.
Jenderal Christison menyadari bahwa tugas yang dibebankan
kepadanya tidak akan berhasil tanpa bantuan Pemerintah Republik
Indonesia. Christison kemudian mengadakan perundingan dengan
Pemerintah Republik Indonesia yang kemudian secara de facto
mengakui adanya Negara Republik Indonesia pada 1 Oktober 1945.
Selain itu, sebagai jawaban terhadap protes dari Nehru, dan Organisasi
Muslimin Colombo kepada pemerintah Inggris tentang
dipergunakannya tentara India untuk menguasai Indonesia, Christison
menegaskan bahwa tentara India tidak akan dipakai untuk mencampuri
urusan politik di Indonesia.
Berdasarkan pengakuan de facto terhadap Negara Republik
Indonesia dan penegasan tidak akan dipakainya tentara India oleh
310