Page 469 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 469
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Propinsi Sulawesi. Uraian tugas-tugasnya selaku gubernur Sulawesi telah
tertuang dalam amanah sidang PPKI 19 Agustus 1945.
Karena itu, maka pembentukan KNI-D di Sulawesi sangat
mendesak. Dengan KNI-D, maka tugas dan tanggung jawab seorang
gubernur akan berjalan dengan baik, dan selanjutnya secara de facto
Republik Indonesia berkuasa di Sulawesi. Namun, dalam praktiknya,
apa yang terjadi tidak sesuai harapan. Rakyat Sulawesi kecewa karena
Dr. G.S.S.J. Ratulangie tidak dapat berbuat banyak dalam menjalankan
perannya selaku gubernur. Keragu-raguan dan kehati-hatian sang
gubernur dalam penataan administrasi pemerintahan berawal dari
keragu-raguannya dalam hal pengambil-alihan pemerintahan di
Sulawesi dari tangan penguasa Jepang yang ketika itu sudah berstatus
kalah perang dan tidak berdaya.
Sikap Dr. G.S.S.J. Ratulangie yang sangat hati-hati itu didasari
oleh pertimbangan yang sangat dalam, terutama masalah keamanan
Sulawesi. Bagi Dr. G.S.S.J. Ratulangie, sebuah kekuasaan harus
dilindungi oleh kekuatan bersenjata. Faktor utama itulah yang tidak
dimiliki oleh Propinsi Sulawesi, karena bagi Dr. G.S.S.J. Ratulangie,
dukungan yang besar dari berbagai organisasi pemuda dan badan-
badan perjuangan di Sulawesi belum cukup dan belum dapat
diandalkan sebagai perisai yang melindungi kekuasaan Republik
Indonesia di Sulawesi. Baginya para pemuda bukan tentara yang terlatih
dan mereka juga tidak memiliki persenjataan modern yang tangguh.
Karena itu, jika terjadi pertempuran bisa dibayangkan akibatnya.
Untuk itu, Dr. G.S.S.J. Ratulangie mengutus dua orang tokoh
pemuda pejuang Sulawesi ke Jawa, Moh. Saleh Lahade dan Manai
Sophian untuk menemui Bung Karno agar pemerintah pusat dapat
mengirim bantuan pasukan, senjata serta peralatan perang lainnya ke
Sulawesi. Atas sikapnya yang hati-hati itu, Dr. G.S.S.J. Ratulangie seakan
tidak dapat menangkap kegelisahan para pemuda pejuang Sulawesi,
yang ketika itu sudah berada dalam suasana revolusi yang hampir tidak
dapat dibendung lagi. (Maulwi Saelan, 2008) Namun demikian,
tampaknya perbedaan pandangan antara para pemuda dengan
gubernur Sulawesi tidak menyebabkan para pemuda dapat bertindak
seenaknya tanpa sepengetahuan sang Gubernur, karena bagaimanapun
juga Dr. G.S.S.J Ratulangie adalah seorang gubernur yang diangkat
langsung dari pusat.
457