Page 470 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 470

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                        Sembilan  bulan  lamanya  Dr.  G.S.S.J.  Ratulangie  berjalan  pada
                prinsip  kehati-hatian,  penuh  pertimbangan  bahkan  mendekati  keragu-
                raguan, termasuk satu setengah bulan lamanya Sulawesi dalam keadaan
                vakum  dari  tanggal  17  Agustus  1945  sampai  dengan  24  September
                1945, atau sejak pernyataan kekalahan Jepang pada Sekutu tanggal 15
                Agustus 1945 hingga kedatangan Tentara Sekutu yang membawa serta
                NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie) di Makassar.
                                                                       3
                        Kedatangan  Sekutu  yang  membawa  NICA  turut  serta
                bersamanya  ke  Indonesia  adalah  sebuah  babak  baru  dalam  sejarah
                Kolonial  Belanda  di  Indonesia,  karena  ketika  itu  NICA  menemukan
                realitas  yang  tidak  diduga  sebelumnya,  ialah  bahwa  Nederlands  Indie
                yang dulu sebagai negeri jajahannya kini telah memproklamasikan diri
                sebagai  negara  merdeka  dengan  nama  Republik  Indonesia.  Walaupun
                teritorialnya  secara  de  facto  hanya  terbatas  di  Indonesia  Bagian  Barat
                terutama di Jawa dan Sumatera—sementara di Indonesia Bagian Timur,
                khususnya  di  Sulawesi,  kekuasaan  Negara  Republik  Indonesia  belum
                sepenuhnya berdiri—tetapi keadaan ini tidak berarti bahwa NICA dapat
                dengan mudah menguasai Indonesia bagian timur khususnya Sulawesi.
                        Hal  ini  terjadi  karena  di  Sulawesi  telah  terbentuk  organisasi-
                organisasi  perjuangan  kemerdekaan  Indonesia,  sehingga  untuk
                menguasai  Sulawesi  memerlukan  perjuangan  yang  berat.  Atas  dasar
                itulah NICA melakukan penekanan dan pendekatan kepada Dr. G.S.S.J.
                Ratulangie agar mau berdamai dengan NICA. Keadaan ini membuat Dr.
                G.S.S.J.  Ratulangie  menjadi  sangat  terpojok.  Ia  memang  pernah
                mengutus  Moh.  Saleh  Lahade  dan  Manai  Sophian  untuk  meminta
                bantuan pasukan, senjata, dan peralatan militer agar segera dikirim ke
                Sulawesi  untuk  menjaga  kedaulatan  Republik  Indonesia.  Namun,
                bantuan  yang  ditunggu-tunggu  tidak  kunjung  tiba.  Karena  itu,  ia
                memilih  untuk  berunding  demi menjaga ketentraman  Sulawesi  sambil
                menunggu  datangnya  bantuan  pemerintah  pusat.  Walau  akhirnya
                bantuan  dalam  jumlah  sangat  besar  itu  tiba  di  Sulawesi,  tetapi  sang
                gubernur sudah lebih dahulu ditangkap oleh KNIL dan dibuang ke Serui
                tanggal 5 April 1946.
                                    4










                458
   465   466   467   468   469   470   471   472   473   474   475