Page 475 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 475

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                        Hingga  aparat  NICA  datang,  dukungan  masyarakat  Takalar
                terhadap  kemerdekaan  cukup  besar.  Hal  ini  didorong  oleh  gerakan
                pemuda dan Raja Polombangkeng serta usaha Moh. Saleh Lahade yang
                membentuk  PKPNI  (Penjaga  Keamanan  Pemerintahan  Nasional
                Indonesia).  Wadah  perjuangan  itu  didirikan  pada  pertengahan  bulan
                September  1945  diketuai  Moh.  Saleh  Lahade.  Berhubung  terjadi
                dualisme  pusat  gerakan  dengan  adanya  latihan  di  samping
                Polombangkeng,  maka  Sale  Lahade  menghentikan  aktivitas  PKPNI  di
                Takalar,  dan  pada  bulan  Oktober  1945  semua  kegiatan  pemuda  di
                pusatkan di Polombangkeng.
                                             9
                        Dukungan kemerdekan oleh pemuda dan masyarakat Jeneponto
                bermula  dari  organisasi  SUDARA,  yang  diperkuat  kunjungan  Lanto
                Daeng  Pasewang.  Hasil  kunjungan  Lanto  ialah  pengambil-ahlihan
                kekuasaan dari Jepang pada awal September 1945. Pimpinan SUDARA
                Malajong Daeng Liwang bersama pemuda militan seperti Anwar Said,
                Abd. Aziz Tutu, Ahmad Abdullah, mengorganisir para pemuda. Kecuali
                itu, tampil  Kepanduan Hisbul Wathan dari Muhammadiyah Jeneponto.
                Kekuatan pendukung kemerdekaan bertambah, berhubung Raja Binamu
                Haji  Mattewakkang  Daeng  Raja  dengan  sepenuh  hati  mendukung
                Proklamasi  17  Agustus  1945.  Pernyataan  dukungan  diikrarkan  dalam
                suatu rapat dihadiri sekitar 1000 di lapangan terbuka Jeneponto.
                        Di  Bantaeng  (Bonthain)  SUDARA  di  bawah  pimpinan  Andi
                Mannapiang  bersama  anggota  pengurus  lainnya  mengorganisir
                dukungan  terhadap  proklamasi.  Pada  masa  kekuasaan  Jepang,  cukup
                banyak  pemuda  Bantaeng  memasuki  latihan  kemiliteran.  Beberapa
                orang  anggota  Boei  Teisin  Tai  dibentuk  latihan  khusus  yang
                dipersiapkan untuk pertempuran. Wanita dilatih dalam Fujin Kai dengan
                materi latihan pertempuran garis belakang. Andi Mannapiang menjalin
                hubungan  dengan  Raja  Gantarang  Andi  Sultan  Daeng  Raja  di
                Bulukumba, yang menampung pemuda untuk latihan khusus.
                        Jalinan  hubungan  Andi  Mannapiang  dan  pimpinan  pemuda
                republik Bantaeng dengan Andi Sultan Daeng Raja berlangsung terus.
                Karena  itu,  pengaruh  Andi  Sultan  cukup  kuat  di  Bantaeng.  Atas
                petunjuk Andi Sultan, maka Andi Mannapiang menyusun pemerintahan
                RI sambil menunggu berita dari Kota Makassar. Dan atas dasar itu, sejak
                27  Agustus  1945,  Andi  Mannapiang  menyerukan  kepada  penduduk
                agar mengibarkan bendera merah putih.
                        Semangat  perjuangan  bertambah  kokoh menyusul  kedatangan
                beberapa tokoh kemerdekaan dari Makassar ke Bantaeng. Mereka tiba



                                                                                 463
   470   471   472   473   474   475   476   477   478   479   480