Page 472 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 472
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sini dia mengorganisir strategi perjuangan yang dimulai dengan
penyebaran berita proklamasi, dan membangkitkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kemerdekaan dan upaya
mempertahankannya.
Selaku Gubernur Sulawesi, Dr. G.S.S.J. Ratulangie menyadari
bahwa posisinya amat sulit. Para pemuda menganggap tindakan
gubernur terlalu berhati-hati. Oleh karena itu, para pemuda mulai
merencanakan untuk merebut gedung-gedung vital, seperti stasiun
radio dan tangsi polisi. Kelompok pemuda tersebut terdiri atas
kelompok Barisan Berani Mati, bekas Kaigun Heiho dan pelajar SMP.
Segera setelah Dr. G.S.S.J. Ratulangie kembali ke Makassar, ia
menyebarkan berita proklamasi dan menata pemerintahan sekaligus
mengorganisir perjuangan rakyat mempertahankan kemerdekaan dalam
wadah organisasi Pusat Keselematan Rakyat (PKR) yang dipimpin oleh
Dr. G.S.S.J. Ratulangie, dengan menghimpun segenap tokoh-tokoh
lintas etnis yang ada di Makassar, seperti: Lanto Daeng Pasewang dari
Sulawesi Selatan, Saleh Daeng Tompo dari Sulawesi Selatan,
Latumahina dari Maluku, Soewarno dari Jawa, Mr. Andi Zainal Abidin
dari Sulawesi Selatan, I.P.L. Tobing dari Sumatera, dan W.S.T. Pondang
5
dari Sulawesi Utara.
Rakyat Sulawesi menyambut hangat berita proklamasi dan
memberikan dukungan penuh kepada Dr. G.S.S.J. Ratulangie untuk
melakukan konsolidasi pemerintah RI di wilayah Sulawesi. Rakyat
mendesak untuk mengambil alih kekuasaan dari Jepang, maka Dr.
G.S.S.J. Ratulangie mengadakan diplomasi dengan pimpinan Tentara
Jepang di Makassar. Namun pihak Jepang tidak bersedia memberikan
kekuasaan kepada Bangsa Indonesia karena takut kepada Sekutu yang
akan segerah datang. Dr. G.S.S.J. Ratulangie menasehati para pemuda
untuk tidak melakukan tindakan revolusioner melawan Jepang, demi
mencegah pertumpahan darah dan meyakini bahwa Jepang akan segera
meninggalkan Nusantara untuk selamanya.
Penyebaran berita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia itu
disebarkan secara formal, melalui Tim Dr. G.S.S.J. Ratulangie menuju ke
Utara sedangkan Tim Lanto Daeng Pasewang ke Selatan. Hal itu
dimaksudkan untuk menyusun kekuasaan dan menggalang persatuan
dengan makin santernya berita pendaratan tentara Sekutu di Sulawesi
Selatan. Dr. G.S.S.J. Ratulangie tetap mempertahankan pendiriannya
untuk tetap menghindari perlawanan bersenjata dan menggantikannya
dengan jalan diplomasi, berdasarkan suatu perhitungan yang matang.
460