Page 478 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 478
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Liliriaja Onderafdeling Sopeng. Di Kota Pare-pare, Andi Abdullah Bau
Masspe mendengar berita proklamasi kemedekaan melalui radio
miliknya, sehingga dengan cepat menyebarkan ke segenap kerabat dan
rakyat, dan selanjutnya Andi Abdullah Bau Masspe menjadi salah
seorang pelopor pendukung kemerdekaan di antara para raja dan
bangsawan yang ada di Sulawesi Selatan.
Berita Proklamasi 17 Agustus 1945 di Kolaka diterima dari orang
Jepang yang mendengar melalui radio, yaitu oleh Kabasima Taico,
Komandan tentara Jepang yang bertugas di daerah pertambangan Nikel
Pomalaa-Kolaka. Patut dicatat bahwa Kabasima Taico, kemudian
berganti nama menjadi Mansur, bersama temannya yang bernama Sukri
tidak mau dipulangkan ke Jepang. Mereka ikut berjuang bersama
pemuda Kolaka menentang pendudukan Belanda di Kolaka Utara
(Lasusua). Mereka mendirikan gerakan Kipas Hitam untuk menentang
NICA.
11
Sebagai bagian dari wilayah Kerajaan Luwu, Kolaka dikenal
memiliki barisan pemuda yang telah melakukan langkah maju. Sejak
tanggal 18 Agustus1945, mereka telah membentuk organisasi pemuda
militan, GKR (Gerakan Kebangunan Rakyat). Wadah itu dibentuk atas
izin Kabasima, Angkatan Laut Jepang yang bertugas di wilayah
pertambangan Nikel Pomalaa. Pimpian GKR ialah M. Jufri Tambora,
dibantu oleh Andi Punna. Dari pihak Jepang duduk sebagai penasehat
Kapten Kabasima dan Kapten Fujiyama.
Pada tanggal 20 Agustus 1945, berita proklamasi kemerdekaan
dari Palopo sudah sampai pada para pemuda GKR dan masyarakat luas
di Kolaka karena dibawa pula para perantau yang baru datang dari
Palopo. Atas dasar itu, M. Jufri Tambora yang masih memiliki hubungan
keluarga dengan bangsawan Luwu, berangkat menuju Palopo.
Tujuannya ialah untuk mendapat berita resmi seikap Raja Luwu
terhadap proklamasi kemerdekaan bangsa Insonesia. Jufri Tambora
kembali ke Kolaka pada pertengahan September 1945 membawa
kepastian sikap Raja Luwu terhadap kemerdekaan itu.
12
Turut sertanya beberapa orang Jepang dalam perjuangan
menentang Belanda/NICA menggambarkan betapa jauhnya oknum
tentara Jepang membantu mendirikan kekuasaan RI di Sulawesi
Tenggara. Di Kendari berita Proklamasi mulai diketahui dari kalangan
Kaigun dan Heiho yang disampaikan juga oleh Tentara Jepang yang
466