Page 482 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 482

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                masyarakat  setempat.  Begitu  pula  ketika  mereka  tiba  di  Pagimana,
                mereka mendapat kesan tokoh-tokoh politik dan masyarakat di tempat
                itu memang telah memiliki kesadaran dan jiwa nasionalisme yang telah
                mendalam  karena  sudah  mengalami  perkembangan  sejak  zaman
                Belanda  sampai  zaman  Jepang.  Mengenai  sikap  Jepang  terhadap  ini
                semua,  mereka  hanya  diam  saja,  akan  tetapi  di  Poso  Jepang  tidak
                melarang  pemuda  mengambil  senjata  yang  sudah  terkumpul  sambil
                                                                  16
                mengatakan  ―Indonesia  Senjata  boleh  curi-curi  ―.   Pada  waktu  itu
                pimpinan  pemuda  di Kota  Poso  adalah Sidik  Utina,  Yakob  Lamadjuda
                dan W.L. Talasa.

                4.  Majalah, Koran dan Radio
                        Pernyataan  kemerdekaan  yang  disampaikan  oleh  Gubernur  Dr.
                G.S.S.J. Ratulangie juga dimuat harian Pewarta Selebes pada 29 Agustus
                1945. Pemuda Minahasa pendukung proklamasi RI  tanggal 8 Oktober
                1945 mendirikan organisasi Barisan Pemuda Nasional Indonesia (BPNI).
                Suatu  media  penerangan  dan  propaganda  dilancarkan  oleh  BPNI
                dengan  penerbitan  majalah  yang  bernama  Catapult  dan  Suara
                Indonesia  Moeda,  di  bawah  asuhan  Chris  Pontoh  dan  John  Rahasia.
                Catapult  berbahasa  Belanda  karena  masyarakat  terpelajar  umumnya
                berbahasa  Belanda.   Melalui  media  penyiaran  ini,  maka  rakyat  dapat
                                   17
                mengikuti  keadaan  perjuangan  di  Jawa  dan  pembangkitan  semangat
                untuk  berpartisipasi.  Sumber-sumber  berita  diperoleh  dari  Dokter
                Senduk  dan  Dr.  W.J  Ratulangi  yang  menangkapnya  dari  pesawat-
                pesawat radio yang ditingkalkan oleh dinas PHB-Jepang.
                        Perlu  pula  ditambahkan  di  sini  Kantor  Berita  Jepang  Domei,
                khususnya  bagi  para  pemuda  Minahasa  di  mana  berita  Proklamasi
                pertama  kali  diketahui  pada  18  Agustus  1945.  Dalam  hal  ini,  A.  S.
                Rombot dan A. Siga, yang saat itu tengah bertugas di Markas Angkatan
                Laut  Jepang  di  Tondano,  mendengar  berita  proklamasi  yang  disiarkan
                oleh Kantor Berita Jepang (Domei) di Tokyo. Berita yang sangat penting
                itu hanya diselipkan di antara berita-berita lain mengenai bom atom di
                Hiroshima  dan  Nagasaki,  kapitulasi  Jepang  (10  Agustus),  perintah
                gencatan senjata yang dikeluarkan oleh Kaisar Jepang, dan sebagainya.
                Kedua  pemuda  itu  lalu  menyampaikan  berita  itu  antara  lain  kepada
                Wangko  F.  Sumantri  yang  ketika  itu  menjabat  sebagai  Komandan
                Benteng  Pertahanan  Tanah  Air  di  Tondano.  Sebab  itu  tidaklah
                mengherankan  kalau  para  pemuda  di  Tondanolah  yang  memulai
                gerakan pembelaan Proklamasi.

                        Kegiatan  para  pemuda  di  Tondano  pertama-tama  tampak  di
                Sekolah  Kepolisian  (Nippon  no  Tokibetsu)  yang  didirikan  pada  masa



                470
   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486   487