Page 486 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 486
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dari KRIS di Jawa. Namun sayang tidak lama sesudah itu satu-persatu
anggota KRIS ditangkap oleh NICA dan dibunuh secara kejam.
Organisasi perjuangan KRIS yang telah terbentuk hampir di
seluruh kota penting di Jawa turut ambil bahagian dalam berbagai
peristiwa pertempuran dan perjuangan lainnya bersama badan
perjuangan lain. Simbol KRIS berupa senjata tradisional, yang dianggap
identik dengan badik bagi orang Bugis-Makassar, telah berhasil
menggugah hati putera-putera Sulawesi, baik yang berada di rantau
maupun yang berada di Sulawesi sendiri, untuk turut serta ambil bagian
dalam perjuangan kemerdekaan.
Selain itu, ada dua orang opsir PETA bagian laut yang berasal dari
Sulawesi Selatan, M. Aris dan Hamzah Tuppu. Keduanya bersama-sama
dengan J. Tamboto, Tuege, J. Bolang, Luntungan, Sutrisno, Muchtar
dan lain-lain, membentuk BKR laut yang kemudian menjadi TKR laut, di
samping organisasi PRIAL (Pemuda Republik Indonesia Angkatan Laut)
di Surabaya. Pada akhir tahun 1946 menjelang tahun 1947 dimulailah
ekspedisi pasukan TRIPS ke Sulawesi, ada yang selamat mendarat, ada
yang terpaksa kembali dan ada yang tertangkap di perjalanan. Ekspedisi
tentara ke Sulawesi Selatan itu menumpang perahu layar sebagaimana
kebiasaan anak-anak Bugis-Makassar. Tercatatlah nama-nama Andi
Mattalatta, Saleh Lahade, Andi Sarifin, Andi Sapada, Murtalak dan lain-
lain sebagai pelopor-pelopor perjuangan kemerdekaan untuk Sulawesi
Selatan yang berhasil mendarat setelah bertempur mati-matian
melawan tentara Belanda.
8.3. Pembawa Berita Proklamasi
Sementara Dr. G.S.S.J. Ratulangie menunggu-nunggu
kedatangan para pemuda pendukung kemerdekaan di tempat ia
menginap di Hotel Empress, muncul Sanusi Daeng Mattata dari Palopo.
Sanusi diutus Pemerintah Kerajaan Luwu di Palopo atas desakan
organisasi Sukarno Muda. Pertemuan antara Sanusi dengan Dr.
Ratulanggi pada tanggal 26 Agustus1945 mendorong segera
diumumkannya berita proklamasi secara resmi. Sehari sebelum tanggal
25 Agustus1945, Panglima Pangkalan Istimewa XXIII Jepang,
Laksamana Muda Sugi Mori Kadzu, mengundang sekitar 20 orang
tokoh Heiho unsur Kaigun, antara lain Abd. Syukur, Dahlan Tahir, Alex,
dan Z.A. Sugianto. Sugimori berharap agar meraka berusaha menjamin
474