Page 60 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 60

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                rumah  Bung  Karno.  Tidak  ada  seorang  pun  yang  gelisah  menunggu
                kedatangan Hatta, karena semua orang sudah tahu tentang kebiasaan
                Hatta yang selalu tepat waktu. Sukarno pun tidak khawatir menunggu
                                  41
                kedatangan  Hatta.   Selain  itu  Mr.  Ahmad  Subardjo  juga  dihubungi
                untuk  segera  datang,  tetapi  karena  amat  lelah  dan  letih  beliau  tidak
                datang.
                        Dalam suasana perdebatan antara Bung Karno dan dr. Muwardi
                terdengar  suara  bebeberapa  pemuda:  ―Bung  Hatta  datang‖.  Beliau
                dengan  pakaian  putih-putih  yang  sederhana  datang  tepat  pada
                waktunya 5 menit sebelum acara dimulai. Bung Hatta langsung menuju
                kamar  Bung  Karno.  Melihat  Bung  Hatta  datang,  Bung  Karno  bangkit
                dari tempat tidur dan segera berganti pakaian putih-putih. Dan tiba-tiba
                Cudanco Latief Hendraningrat masuk ke kamar dan bertanya: ―apakah
                Bung  sudah  siap?‖  kedua  pemimpin  mengangguk  dan  segera
                melangkah ke serambi depan diikuti oleh Ibu Fatmawati. Cudanco Latief
                Hendraningrat  memberikan  aba-aba  bersiap  kepada  Barisan  Pelopor,
                dan  setelah  semua barisan  berdiri  tegak  dalam  sikap  sempurna,  Bung
                Karno  dan  Bung  Hatta  maju  selangkah  mendekati  corong  mikrofon.
                Bung Karno memulai pidatonya dengan pidato singkat:

                       ―Saudara-saudara sekalian!

                      Saya  telah  meminta  saudara-saudara  hadir  di  sini  untuk
                      menyaksikan  suatu  peristiwa  penting  dalam  sejarah  kita.
                      Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk
                      kemerdekaan  tanah  air  kita.  Bahkan  telah  beratus-ratus  tahun.
                      Gelombang  aksi  kita  untuk  mencapai  kemerdekaan  kita  itu  ada
                      naik dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju kearah cita-
                      cita kita. Juga di dalam jaman Jepang usaha kita untuk mencapai
                      kemerdekaan  nasional  tidak  berhenti-henti.  Di  dalam  jaman
                      Jepang  ini,  tampaknya  saja  kita  menyandarkan  diri  kepada
                      mereka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga kita
                      sendiri,  tetap  kita  percaya  kepada  kekuatan  sendiri.  Sekarang
                      tibalah  saatnya  kita  benar-benar  mengambil  nasib  bangsa  dan
                      nasib  tanah  air  kita  di  dalam  tugas  kita  sendiri.  Hanya  bangsa
                      yang  berani  mengambil  nasib  dalam  tangannya  sendiri  akan
                      dapat  berdiri  dengan  kuatnya.  Maka  kami  tadi  malam  telah
                      mengadakan  musyawarah  dengan  pemuka-pemuka  rakyat



                48
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65