Page 55 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 55
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sukarno sendiri menuliskan ‗diselenggarakan‘. Mengenai adanya
anggapan bahwa pihak Indonesia tidak mau mengakui keterlibatan
Jepang dalam perumusan proklamasi, Nihijima memahami perasaan
pihak Indonesia bahwa proklamasi itu betul-betul peristiwa bersejarah,
jadi mereka tidak mengakui bahwa orang Jepang campur tangan dalam
hal ini. Hal ini pernah ia tulis bersama Koichi Kishi dalam buku
berbahasa Jepang, Indonesia Niokeru Nihon Gunsei no Kenkyu terbit
Mei 1959. Selain itu, ada saksi lain yang ikut menyaksikan peristiwa
perumusan naskah proklamasi yaitu Nyonya Satsuki Mihima. Dia yang
menyediakan makan sahur bagi Bung Karno dan Bung Hatta.
Menurutnya, yang ikut merumuskan naskah proklamasi adalah
Laksamana Tadashi Maeda, Tomegoro Yoshizumi, Shigetada Nishijima
34
dan Miyoshi.
Berdasarkan sumber yang tersedia, tidak ada keterlibatan orang-
orang Jepang dalam perumusan teks proklamasi. Nishijima sendiri saat
itu sangat letih, karena terlalu banyak minum bir. Ia kemudian naik ke
atas langsung tertidur, dan baru terbangun sekitar pukul 06.00 pagi.
Ketika turun ke bawah tidak bertemu dengan siapa-siapa. Kemudian ia
mengendarai mobilnya ke rumahnya di Kebon Sirih 60 Jakarta dan
langsung tertidur lagi hingga pukul 11.00. Saat terbangun, dia
mendengar derap orang baris-berbaris. Melihat keluar rumah, ada
ribuan orang dari berbagai usia dalam larikan empat berbaris seperti
pasukan teratur menuju Koningsplein. Mereka membawa bambu
runcing dan bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Nishijima heran melihat kejadian tersebut dan berusaha mencari
berbagai informasi. Melalui hubungan telepon, ia mengetahui bahwa
Indonesia akan diproklamasikan pada siang ini (tanggal 17 Agustus
1945) dan Sukarno akan berpidato di Koningsplein. Selain itu ia
berusaha mendapatkan informasi lengkap ternyata semua kantor sudah
dilumpuhkan. Baru sekitar pukul lima atau enam sore, ia mendapat
keterangan bahwa rapat di Koningsplein tidak jadi tetapi dipindahkan
35
ke rumah Sukarno di Pegangsaan dekat Stasiun Manggarai.
Jadi berdasarkan keterangan Nishijima yang bertolak belakang
tersebut dapat dipastikan bahwa orang-orang Jepang tidak terlibat
dalam perumusan teks proklamasi dan tidak pernah menjadi saksi dalam
perdebatan mengenai perumusan naskah proklamasi tersebut.
.
43