Page 50 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 50

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia












                 Foto Rumah Laksamana Maeda, tempat Perumusan Naskah Proklamasi (gambar
                 kiri). Rumah Laksamana Maeda sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah
                 Proklamasi (gambar kanan) - (Sumber : Museum Perumusan Naskah Proklamasi)

                        Setelah  selesai,  mereka  berlima  pergi  ke  ruang  tengah  dan
                bertemu dengan seluruh anggota PPKI dan juga pemimpin pemuda dan
                anggota  BPUPKI  yang  berada  di  Jakarta.  Sukarno  mulai  membuka
                sidang dengan membacakan rumusan teks proklamasi dan menanyakan
                apakah  para  hadirin  setuju.  Setelah  pembacaan  itu,  ternyata  masih
                timbul  perdebatan  hangat  lagi.  Sukarnilah  yang  memulainya.
                Menurutnya,  teks  itu  terlalu  lemah  dan  lembek,  karena  tidak
                menegaskan  tekad  yang  kuat  untuk  melemparkan  kekuasaan  Jepang.
                Namun  anggota  PPKI  tidak  setuju  dengan  usulan  Sukarni,  sehingga
                draft rumusan teks proklamasi yang dibacakan Sukarno disetujui semua
                yang hadir.
                        Karena  semua  sudah  setuju,  maka  Bung  Karno  menanyakan
                siapa  saja  yang  menandatangani  teks  proklamasi  tersebut.  Hatta
                mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani seluruh hadirin yang
                hadir.  Hatta  beralasan  bahwa  semua  yang  memutuskan  ikut
                menandatangani,  seperti  pernyataan  kemerdekaan  Amerika  Serikat,
                sehingga  bisa  diketahui  oleh  generasi  berikutnya  siapa  yang
                memerdekaan  bangsa  Indonesia.  Mendengar  usulan  Hatta  tersebut,
                peserta sidang terdiam sejenak. Dalam suasana itu Sukarni yang berdiri
                di  samping  Subardjo  berbisik,  ―Bung  apa  secarik  kertas  dari  teman-
                teman  di  jalan  Bogor  Lama  sudah  diberikan  kepada  Bung  Karno?‘
                Subardjo terkejut dan menjawab lupa.
                        Sukarno  menyarankan  supaya  proklamasi  ditandatangani
                dengan  kata-kata  ―wakil-wakil  bangsa  Indonesia‖.  Menurut  dugaan
                Subardjo,  yang  dimaksud  wakil-wakil  rakyat  adalah  anggota  PPKI,
                ditambah    para  pemuda  yang  hadir  saat  itu,  khususnya  kelompok
                Sukarni.    Sukarni  segara  maju  dengan  kata-kata  lantang  yang
                menyatakan  tidak  setuju  dengan  usulan  tersebut.  Dia  tidak  rela
                kelompoknya dideretkan senapas dengan para anggota PPKI dan para
                pemuda  yang  tidak  mempunyai  peran  apa-apa  dalam  persiapan
                kemerdekaan  dan  tidak  berhak  menandatangani.  Dalam  situasi  krisis



                38
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55