Page 45 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 45
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
―apa yang telah kamu perbuat terhadap Sukarno dan Hatta?
Wikana: Hal itu merupakan keputusan kami dalam pertemuan
semalam, untuk keselamatan mereka kami bawa ke suatu
tempat di luar Jakarta.
Ahmad Subardjo: apakah akibat dari tindakan tersebut telah
kamu pikirkan?
Wikana: putusan itu bukan keputusan pribadi saya, tetapi
merupakan keputusan dari semua golongan pemuda. Tugas saja
ialah membujuk Sukarno untuk memproklamasikan
kemerdekaan pada malam kemarin dan kembali melaporkannya
Ahmad Subardjo: Sambil menatap dalam-dalam. Begini Wikana
kita sudah lama bekerja sama dan saya kira tidak ada alasan
bagimu untuk merahasiakan terhadapku tempat mereka
disembunyikan.
Wikana terdiam sebentar, ia rupanya dalam keadaan ragu-ragu,
dan akhirnya dia berkata: apakah boleh saya merundingkannya
dulu dengan yang lain-lain, saya akan kembali segera.
Setelah itu, Wikana muncul dengan seorang pemuda bernama
Pandu Kartawiguna, seorang pemuda yang bekerja di kantor Domei
bersama-sama dengan Adam Malik. Dalam pertemuan tersebut, Pandu
menyampaikan bahwa dia belum bisa menyampaikan berita tersebut
saat itu, karena PETA merahasiakan tempat tersebut. Para pemuda
sedang menunggu kabar dari seseorang pemuda lain. Meskipun
kecewa, Ahmad Subardjo berusaha bersabar dan memahami situasi.
Setelah itu Wikana pergi, tidak diketahui ke mana, tapi sekitar pukul
14.30 sudah kembali. Setelah itu datang pula Nishizima, yang
mengatakan bahwa ia telah berbincang panjang lebar dengan Wikana
di Asrama Indonesia Merdeka di Gunung Sahari. Salah satu yang
terpenting dalam perbincangan tersebut adalah bahwa Angkatan Laut
22
Jepang menjamin pelaksanaan proklamasi.
Dalam suasana itu, Jusuf Kunto muncul di hadapan Ahmad
Subardjo, Pandu dan Wikana. Jusuf menerangkan bahwa Sukarno dan
Hatta diculik karena adanya kekhawatiran bahwa mereka akan dibunuh
33