Page 43 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 43
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
waktunya bagiku untuk dibunuh! Jika aku yang memimpin
pemberontakanmu ini dan gagal, kepalaku akan dipenggal.
Engkau pun juga…. Begitu pun yang lain-lain. Mereka mati ada
gantinya, pemimpin tidak. Kalau aku mati menurutmu siapa
yang akan memimpin rakyat, bila datang waktunya nanti?
Muncul pemuda yang lain sambil mengayunkan pedang Jepang.
Itulah sebabnya kami akan melarikan Bung ke luar kota di
malam buta ini. Sudah diputuskan untuk memindahkan Bung
demi keamanan… Sekarang ini saatnya, lagi-lagi mereka
mendesak dengan tidak sabar. Sekarang! Sekarang selagi moral
orang-orang Jepang sedang merosot dan semangat mereka
hancur. Sekarang mereka dalam keadaan putus asa. Sekarang
18
kita harus angkat senjata .
Itulah drama penculikan di rumah Bung Hatta dan Bung Karno.
Pukul 04.30 saat Subuh, Bung Karno, Bung Hatta, Fatmawati dan
Guntur yang baru berumur 9 bulan didampingi Sukarni dan Winoto
Danuasmoro yang ada di belakang kemudi, meluncur ke arah pinggiran
kota. Sampai di Cipinang mereka berhenti, Bung Karno dan Bung Hatta
diminta mengenakan seragam Peta. Dalam perjalanan ketika sampai di
Krawang, mobil berhenti dan rombongan disuruh ganti mobil pick up,
dengan alasan bahwa mobil sedan terlalu besar untuk jalan ke
Rengasdengklok. Itu ternyata hanya siasat belaka, agar sopir pertama
tidak tahu, kemana rombongan Sukarno dan Hatta pergi, sehingga
memutus mata rantai informasi.
19
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 08.10 waktu Tokyo, sekitar
pukul 06.00 waktu Indonesia, Syodanco Singgih dari Daidan Jakarta
memasuki halaman rumah Cudanco Subeno. Rombongan Sukarno dan
Hatta dipersilakan tinggal di rumah keluarga Tionghoa yang bernama I
Song. Untuk itu keluarga I Song tidak diperkenankan meninggalkan
rumah dan dilarang memberitahukan kepada siapa pun tentang
kedatangan tamu-tamu tersebut.
Mengenai pemilihan Rengasdengklok, menurut Oemar Bahsan
dalam bukunya Peta dan Peristiwa Rengasdengklok, ada beberapa
alasan. Pertama, dikatakan bahwa Rengasdengklok merupakan basis
pasukan Peta di bawah pimpinan Cudanco Subeno. Rengasdengklok
adalah daerah belakang sebelah timur Jakarta sehingga baik sekali
31