Page 44 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 44
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
untuk dijadikan pangkalan mundur. Kedua, tempat ini tepat sekali
untuk langkah awal penyerangan atau terobosan dengan jalan kaki ke
Jakarta. Ketiga, Rengasdengklok dan Cilamaya sudah dalam posisi
mengancam terhadap keberadaan Jepang di Cikampek, dan keempat
pos-pos Peta yang tersebar di Tanjungpura, Karawang, Cilamaya, Sungai
Batu, Cabangbungin, Pedes dan Rengasdengklok sewaktu-waktu terjadi
pemberontakan secara otomatis sudah siap sebagai pos-pos yang
berfungsi sebagai alat propaganda yang menyebar ke seluruh wilayah di
sekitarnya dengan jumlah penduduk hampir setengah juta orang. Hal ini
diperkuat juga oleh Suyono Hadiprojo dalam buku Baperki yang
menyatakan bahwa pemilihan Rengasdengklok dikarenakan letaknya
yang tidak jauh dari Jakarta dan di pelosok agak jauh dari jalan raya
20
Jakarta-Cikampek- Cirebon.
1.4. Ahmad Subardjo Mencari Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok
Desas desus hilangnya Sukarno dan Hatta didengar oleh
kempetai Jepang. Sehubungan dengan itu, beberapa orang bahkan
telah ditangkap, di antaranya Muhammad Yamin dan Syarief Thayib.
Mereka dianggap tahu kelompok mana yang telah menculik Sukarno
21
dan Hatta.
Kebenaran berita hilangnya Sukarno-Hatta semakin kuat ketika
Soediro melaporkan kepada Ahmad Soebarjo, sekitar pukul 08.00 pagi
tanggal 16 Agustus 1945, bahwa para pemuda telah menculik Sukarno
dan Hatta, seraya mengatakan bahwa para pemuda saat ini sedang
mengadakan rapat di kantor Jalan Prapatan, yang juga dihadiri Wikana.
Berita tersebut sangat mengejutkan Ahmad Soebardjo, karena pada
pagi itu direncanakan ada rapat PPKI. Atas bantuan Nishizima, Ahmad
Subarjo segera menghubungi penguasa Angkatan Laut Jepang, dengan
asumsi jika yang menculik kedua pemimpin tersebut angkatan Darat
Jepang, maka dengan campur tangan angkatan Laut Jepang akan
sangat dibutuhkan untuk dapat membebaskannya. Selanjutnya, ia juga
menghubungi Laksamana Maeda. Mendengar laporan Ahmad
Subardjo, Maeda juga sangat terkejut. Maeda berjanji dengan caranya
sendiri akan berusaha mencari Sukarno-Hatta. Setelah itu Ahmad
Subarjo, sekitar pukul 10.00 pagi meneruskan pencarian menuju
Prapatan Gambir No. 59 untuk menemui Wikana dan kawan-kawan.
Setelah bertemu dengan Wikana, Ahmad Subardjo berkata:
32