Page 49 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 49
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah berdebat selama hampir dua jam dan tidak menghasilkan kata
sepakat, maka Sukarno-Hatta meninggalkan rumah Nishimura dan
28
menuju ke rumah Maeda yang sudah lebih dahulu pulang.
1.5. Perumusan Teks Proklamasi
Mengenai perumusan teks proklamasi ada beberapa sumber
wawancara dari tokoh-tokoh Jepang yang dapat digunakan. Karena
pandangan dari luar sangat penting meskipun kadang-kadang sedikit
bertentangan dengan tokoh-tokoh Indonesia. berdasarkan kesaksian
Hatta yang ditulis dalam Memoar Hatta dapat diringkaskan sebagai
berikut.
Sepulang dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah
Laksamana Maeda. Di rumah tersebut sudah ada seluruh anggota PPKI,
Miyoshi dan juga Maeda. Sementara di luar banyak pemuda menonton
dan menunggu hasil pembicaraan. Setelah duduk sebentar dan
menyampaikan hasil pembicaraan dengan Nishimura, Sukarno, Hatta,
Sayuti Melik, Subardjo, dan Sukarni mengundurkan diri ke sebuah
kamar kecil. Mereka duduk melingkar di meja bulat dengan maksud
membuat sebuah teks ringkas tentang proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Mereka semua tidak ada yang membawa teks proklamasi
yang telah dibuat tanggal 22 Juni 1945. Sukarno berkata, aku
persilakan Bung Hatta menyusun teks ringkas karena bahasanya yang
terbaik. Sesudah dibahas dan disetujui bersama, teks tersebut akan
dibawa ke sidang PPKI. Bung Hatta berkata ‗apabila aku mesti
memikirkannya, lebih baik Bung menuliskan, aku mendiktenya. Sukarno
memegang pena dan menulis teks proklamasi yang terdiri dari dua ayat,
yang diambil dari akhir alinea ketiga rencana Pembukaan UUD
mengenai Proklamasi, lalu kalimat pertama menjadi: ‗kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia‘. Hatta
menilai kalimat itu hanya menyatakan kemauan bangsa untuk
menentukan nasibnya sendiri, untuk itu harus ada komplemennya yang
menyatakan bagaimana caranya menyelenggarakan revolusi nasional.
Setelah itu Bung Hatta mendiktekan kalimat berikutnya: ‗hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan
cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya‘. Teks itu
kemudian disetujui mereka berlima.
37