Page 53 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 53

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                        Dengan  disetujuinya  gagasan  Sukarni  tersebut,  maka  Sukarno
                menyuruh  Sayuti  Melik  untuk  mengetik  bersih  naskah  tulisan  tangan
                Sukarno  disertai  perubahan-perubahan  yang  telah  disetujui.  Dengan
                bantuan  seorang  pemuda,  Sayuti  Melik  mengetik  naskah  bersih  dari
                naskah  konsep  proklamasi.  Ada  tiga  perubahan  yang  terdapat  pada
                naskah  bersih  tersebut,  yaitu  kata  ‗tempoh‘  diganti  menjadi  ‗tempo‘,
                sedangkan  ‗wakil-wakil  bangsa  Indonesia‘  pada  bagian  akhir  diganti
                dengan  ‗atas  nama  bangsa    Indonesia‘.  Demikian  pula  perubahan
                terjadi  pada  cara  menulis  tanggal,  yakni  dari  ―Djakarta,  17-8-‘45
                menjadi ‗Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen ‗05‘.
                                                              30
                        Sidang bersejarah tersebut berakhir pada pukul 03.00 dini hari
                tanggal  17  Agustus  1945.  Setelah  itu  Maeda  meninggalkan  kamar
                tidurnya  dan  turun  ke  bawah  beserta  pembantu-pembantunya  dan
                memberi  selamat  kepada  seluruh  yang  hadir.    Sementara  itu  Miyoshi
                sudah pulang terlebih dahulu. Sebelum pulang, Hatta berpesan kepada
                para pemuda, terutama Burhanuddin Diah, supaya memperbanyak teks
                proklamasi  dan  menyebarkannya  ke  seluruh  Indonesia.  Untuk  mereka
                yang  bekerja  di  kantor  Domei,  diminta  untuk  mengkawatkan  berita
                proklamasi ke seluruh dunia yang dapat dicapai.
                        Menyangkut  tempat  penandatanganan  teks  proklamasi,  yang
                dilakukan  di  rumah  seorang  pembesar  Jepang,  hal  itu  dilakukan  atas
                anjuran  dan  tawaran  dari  Bung  Karno  dan  Bung  Hatta  yang
                menyerahkan  kepada  Ahmad  Subardjo  untuk  memilih  tempatnya.
                Subarjo  yang  dekat  dengan  tentara  Jepang  mengerti  bahwa  seorang
                dari  sahabatnya  itu  termasuk  orang  yang  mempunyai  simpati  akan
                adanya  kemerdekaan      Indonesia.  Laksamana     Maeda  memang
                menyediakan  rumahnya,  jika  Subarjo  sewaktu-waktu  memerlukannya.
                Meskipun  rapat  diadakan  di  rumah  Laksamana  Maeda,  tetapi  tidak
                seorang Jepang pun ikut mendengarkan dan turut serta. Menurut Adam
                Malik,  mestinya  teks  proklamasi  ditandatangani  di  Rengasdengklok,
                tetapi karena usul Bung Karno dan Hatta dan munculnya Mr. Subarjo,
                maka  pengumuman  proklamasi  itu  diundur  beberapa  puluh  jam,
                sehingga ditandatangani di Jakarta, tidak di Rengasdengklok.
                                                                          31
                        Dalam  kaitan  ini,  beberapa  pandangan  dari  tokoh  Jepang
                tersebut  penting  untuk  dicatat  di  sini.  Melalui  wawancara  dengan
                Ahmad  Subarjo,  Laksamana  Maeda  mengatakan  bahwa  sebelum
                tanggal  15  Agustus  1945,  dia  sudah  dua  kali  meminta  kepada




                                                                                  41
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58