Page 30 - E-modul koloid kelas XI.pdf_Neat
P. 30
Muatan koloid juga merupakan faktor yang menstabilkan koloid. Oleh
karena bermuatan sejenis, maka partikel-partikel koloid saling tolak-menolak
sehingga terhindar dari pengelompokkan (agregasi) antar sesama partikel koloid
tersebut (jika partikel-partikel koloid saling bertumbukan dan kemudian
bersatu, lama kelamaan dapat terbentuk partikel cukup besar dan akhirnya
mengendap).
Partikel koloid tidak hanya dapat mengadsorpsi ion atau muatan listrik,
tetapi juga zat lain yang berupa molekul netral. Disebabkan karena mempunyai
permukaan yang relatif luas, koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar pula.
Sifat adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses, diantaranya
sebagai berikut :
1. Pemutihan gula tebu
Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air, kemudian dialirkan
melalui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan
diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih bersih.
2. Norit
Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif di dalam usus, norit
membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorpsi gas atau zat racun.
3. Penjernihan air
Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas
atau aluminium sulfat. Di dalam air, aluminium sulfat terhidrolisis
membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat
mengadsorpsi zat-zat warna atau zat pencemar dalam air.
c. Koagulasi
Partikel-partikel dalam koloid bersifat stabil karena
memiliki muatan yang sejenis. Jika muatan koloid
dihilangkan, maka kestabilannya akan berkurang dan dapat Penggumpalan sistem
koloid disebut
menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Proses
koagulasi
penggumpalan partikel-partikel koloid dalam suatu sistem
koloid disebut koagulasi. Koagulasi berfungsi untuk
memisahkan fase terdispersi dari medium pendispersinya.
E-Modul Kimia Koloid untuk Kelas XI SMA/MA | 2021 29