Page 149 - BUKU-AGAMA KATOLIK KELAS VII
P. 149
c. Apa yang dikehendaki Yesus berdasar kisah yang disampaikan Yesus?
.......................................................................................................................
d. Cari contoh sikap dan tindakan Yesus dalam Kitab Suci dalam upayanya
mengikis sikap mengasihi secara pilih-pilih!
.......................................................................................................................
e. Bagaimana mewujudkan cinta yang tanpa pilih-pilih dalam kehidupan
sehari-hari?
.......................................................................................................................
Setelah diskusi selesai, masing-masing kelompok dapat mempresentasikan
hasilnya, dan kelompok lain dapat memberi tanggapan berupa pertanyaan atau
komentar.
Untuk Dipahami
• Manusia, apapun ras, suku, agama, jenis kelaminnya memiliki martabat
yang sama. Oleh karena itu, sepatutnya manusia hidup secara rukun tanpa
membedakan antara satu dengan yang lain. Tetapi dalam kenyataannya, ketika
orang melamar pekerjaan ditanya dulu: apa agamanya, dari daerah mana, dan
sebagainya, bukan dilihat dari kemampuan atau keahliannya. Atau ketika
berada di tempat tertentu orang berpakaian tertentu, atau berparas etnik
tertentu dicurigai dan diperlakukan kurang manusiawi. Segala bentuk praktik
hidup yang tersekat-sekat atau terkotak-kotak hendaknya segera diakhiri.
• Yesus hidup dalam suasana masyarakat Yahudi, di mana pada masa itu cinta
yang terkotak-kotak masih berjalan dan dilaksanakan ditengah masyarakat
Yahudi. Cinta diukur berdasarkan sekat-sekat misalnya; sedarah, seagama,
segolongan, sepaham, status sosial yang tinggi, tidak mengritik pandangannya,
dan sebagainya.
• Sifat manusiawi, egoisme, mau menang sendiri, tidak mau direpotkan serta mau
enaknya sendiri yang dimiliki seseorang masih cenderung lebih diutamakan,
sehingga praktik hidup yang pilih-pilih dalam pergaulan juga masih sering
terjadi. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang imam dan seorang Lewi
dalam kisah yang disampaikan oleh Yesus.
• Yesus mengajarkan pada kita bahwa pada hakikatnya cinta (kasih) itu sendiri
selalu terarah pada orang lain. Kalau kita mengasihi orang lain, sesungguhnya
kita harus berusaha bagaimana orang yang kita kasihi itu bahagia. Tidak
pandang bulu siapa orang itu, apa agamanya, keadaan ekonominya. Yang
penting kasih yang kita berikan hendaknya terarah kepada semua orang dan
menjadikan orang tersebut bahagia.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 143