Page 94 - E-MODUL KEGAWATDARURATAN MASYARAKAT PANTAI
P. 94
Manajemen airway
Manajemen airway sangat penting untuk mempertahankan jalan napas
dan memberikan oksigen tambahan pada pasien dengan luka bakar berat.
Manajemen jalan napas sangat penting untuk jenis luka bakar yang
berhubungan dengan cedera inhalasi.
a. Oksigenasi: keracunan CO2. 100% oksigen dikirim melalui masker non-
rebreather yang pas sampai karbon monoksida turun menjadi 15%.
b. Ventilator mekanik sesuai indikasi.
c. Suction endotrakeal.
d. Kepala tempat tidur ditinggikan untuk memfasilitasi ekspansi maksimum
paru-paru.
Resusitasi Cairan
Resusitasi Cairan mengacu pada penggantian cairan pada pasien luka
bakar untuk mencegah hipovolemia dan hipoperfusi yang dapat terjadi
akibat respon sistemik tubuh terhadap luka bakar.
a. Mulai pemberian cairan. Akses IV perifer pada awalnya dapat digunakan
meskipun dalam kasus luka bakar yang lebih besar dan lebih parah, akses
vena sentral direkomendasikan karena volume cairan yang besar
diperlukan.
b. Gunakan pedoman American Burn Association (ABA) untuk resusitasi
cairan. Rumus kebutuhan cairan total dalam 24 jam adalah sebagai
berikut: 4ml x TBSA (%) x berat badan (kg).
[Contoh: Berat badan pasien 80 kg dengan luas luka bakar 20% =
4mL x 80 kg = 320 x 20 = 6.400 mL]
c. Sepertdua larutan pertama diberikan dalam 8 jam pertama (3.200 mL)
d. Seperempat larutan diberikan dalam 8 jam kedua (1.600 mL)
e. Seperempat larutan diberikan dalam 8 jam ketiga (1.600 mL)
f. Hindari larutan yang mengandung koloid selama 24 jam pertama karena
dapat memperburuk edema akibat peningkatan permeabilitas kapiler.
g. Jumlah cairan dalam 24 jam kedua akan tergantung pada output urin
pasien dan pemeriksaan hemodinamik (Hct, CVP, dan BUN/Crea)
K e g a w a t d a r u r a t a n M a s y a r a k a t P a n t a i Page 93