Page 36 - METEOROLOGI-KLIMATOLOGI VOLUME 1 KARAKTERISTIK DAN SIRKULASI ATMOSFE
P. 36

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945,
              riset meteorologi di Indonesia masih diteruskan oleh beberapa ilmuwan
              Belanda.  Karya  ilmiahnya  sebagian  diterbitkan  oleh  Djawatan
              Meteorologi  dan  Geofisika,  Jakarta.  Salah  satu  contoh  misalnya
              Schmidt dan Ferguson (1952) mengkaji klasifikasi iklim di Indonesia
              berdasarkan metode Mӧhr. Jenis iklimnya ditentukan oleh nilai nisbah
              antara jumlah bulan kering dan jumlah bulan basah. Dan nilai nisbah ini,
              mereka menggolongkan 8 jenis iklim, dari iklim A yang paling basah
              sampai iklim H yang paling kering.

                       Riset di daerah monsun sangat menarik, sehingga Organisasi
              Meteorologi se Dunia (OMD) mengkoordinir pelaksanaan proyek besar
              di  bidang  meteorologi  monsun  yang  diberi  nama  MONEX  (Monsoon
              Experiment). Hasil-hasil risetnya diseminarkan secara internasional dan
              salah  satunya  Indonesia  melalui  Badan  Meteorologi  dan  Geofisika
              (BMG)  ditunjuk  sebagai  tuan  rumah  penyelenggaraan  Konferensi
              Intemasional  tentang  hasil-hasil  MONEX.  Konferensi  ini  diadakan  di
              Denpasar, Bali pada tanggal 26  30 Oktober, 1981.

                       Sampai  sekarang  baru  dua  perguruan  tinggi  yang
              menyelenggarakan  program  studi  meteorologi  dengan  terminal
              program strata tiga (S3) yaitu di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan
              Institut Pertanian Bogor (IPB). Program studi meteorologi di ITB lebih
              menekankan pada proses fisis dan dinamis atmosfer, proses fisis awan
              atau  modifikasi  cuaca,  sedangkan  di  IPB  lebih  menekankan
              meteorologi terapan, misalnya agrometeorologi. Sejak tahun 1998 ITB
              menyelenggarakan program Sarjana Meteorologi, dan Pascasarjana
              yaitu program Magister dan Doktoral Sains Kebumian bidang khusus
              Sains  Atmosfer  di  Fakultas  Ilmu  Kebumian  dan  Teknologi  Mineral
              (FIKTM). Sebelumnya meteorologi digabung dengan studi oseanografi
              dan  studi  geofisika  dalam  Departemen  Geofisika  dan  Meteorologi,
              FMIPA  ITB.

                       Jaringan stasiun meteorologi di wilayah Indonesia masih belum
              tersebar merata baik di darat maupun di laut, terutama di kawasan timur


              16                                                 Meteorologi Indonesia Volume 1
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41