Page 48 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 48

“Kapan-kapan kalau ada waktu kita ke sana lagi ya,
           ajak Mas Tian juga boleh.” Ajak Dinda.

                  “Iya boleh, ntar lah mbro kalau acara nikahanku udah
           kelar.” Jawab Elsa.

                  “Siaaap.,,,nanti  sampai  rumah  langsung  istirahat

           soalnya  besok  kan  kerja  kita.”  Ucap  Dinda  yang  melihat
           sahabatnya itu sangat kelelahan sekali.

                  “Heem,  kamu  juga  ya.”  Jawabnya.  “Itu  Mas  Tian
           datang,  aku  pulang  dulu  ya.”  Sambil  menghampiri  motor

           matik  warna  merah  yang  dikemudikan  calon  suaminya.
           “Assalamu’alaikum.”  Ucap  Elsa  sambil  melambaikan

           tangannya ke Dinda.

                  “Wa’alaikumsalam,  hati-hati  mbro.”  balas  Dinda
           sambil  melambaikan  tangannya  pula.  Kemudian  dia

           memasuki rumah dan istirahat dikamarnya.

                  Pengalaman kedua Dinda di Kota Surabaya juga tak
           bisa dilupakan, ini pertama kalinya dia masuk ke mall dan

           melihat film dari bioskop dengan layar yang sangat lebar dan
           suara yang sangat keras. Seolah-olah penontonnya masuk

           ke  dalam  cerita  yang  disajikan.  Dinda  berharap  dapat
           mengunjungi  mall  tersebut  untuk  melihat-lihat  baju  yang




                                                                              44
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53