Page 74 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 74
Setelah beberapa minggu, pengumuman kelulusan
berkas sudah dishare di pemerintah kota masing-masing.
Pada tahap awal ini Dinda lolos dan harus pergi ke Surabaya
untuk mengikuti tes selanjutnya satu minggu setelah
pengumuman.
Satu hari sebelum berangkat ke Surabaya untuk
melaksanakan tes, tiba-tiba badan Dinda panas, seakan ada
api yang membakar tubuhnya. Padahal ia sudah membeli
tiket kereta api, booking hotel dan menyiapkan segala
perlengkapan yang digunakan untuk tes lusa. “Apakah aku
tidak diizinkan untuk pergi ya Allah?” tanya Dinda dalam hati.
Tetapi ia tetap berdo’a semoga besok ia diberikan kekuatan
untuk berangkat ke Surabaya.
Keesokan harinya, badan Dinda masih terasa lemas
tetapi suhu badannya sudah menurun. Ibu menghampiri
Dinda di kamarnya sambil membawakan sepiring nasi dan
lauknya untuk sarapan Dinda. Kemudia dia duduk di
samping batal Dinda. “Kamu masih sakit nak, nggak usah
berangkat aja. Tesnya ikut tahun depan aja ya.” Bujuk ibu.
70