Page 84 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 84

terpecah-pecah  dan  berfikir  memang  mungkin  ini  bukan
           rejekinya.


                  “Ya sudahlah, mungkin ini bukan rejekiku.” Ucapnya
           dalam hati dan mengela nafas panjang.


                  Tetapi sesaat sebelum ia meninggalkan ruangan itu,

           dengan  sekelat  ia  melihat  nilai  peserta  lain  yang  ada  di
           samping kanan dan kirinya serta di depannya. Ternyata nilai

           yang  mereka  dapatkan  juga  tidak  jauh  dari  nilainya.  Itu
           menjadi  sebuah  harapan  bagi  Dinda.  “Salah  tidak  ya  aku

           mendo’akan semoga nilai sainganku ada di bawah nilaiku.”
           Ungkapnya dalam hati.


                  Seperti saat sebelumnya, kebetulan waktu ia keluar

           ruang  ujian  adalah  waktunya  untuk  mendirikan  sholat
           dzuhur.  Akhirnya  iapun  pergi  kemushola  dan  mengantri

           untuk wudhu dan menunggu bergantian tempat.


                  Dinda  masih  belum  pulang,  karena  ia  masih
           menenangkan  hatinya.  Agar  nanti  sampai  rumah  dia  bisa

           menjawab  pertanyaan  hasil  dari  tes  yang  ia  jalani.  Tetapi
           tidak  lama  setelah  ia  selesai  sholat,  nilai  hasil  ujiannya





                                                                              80
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89