Page 86 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 86
dan seketika mata itu
membendung air yang tiba-tiba
datang.
Ia ingin berteriak tetapi
banyak orang di sana, hanya rasa
syukur yang ia ucapkan dalam hati
tiada henti-hentinya. Dari sinilah
titik balik seorang Dinda Hardinata, ia harus memulai
mempersiapkan diri untuk hidup tanpa pendampingan dari
orang tuanya. Harus mampu hidup dengan pikiran lebih
dewasa, dan bersosialisasi dengan orang baru dan tinggal
di tempat yang dia sendiri belum tahu apapun.
Itulah kehidupan, segala sesuatunya belum diketahui
kepastiannya. Dulu Dinda hanyalah seorang anak ibu yang
segala sesuatunya disiapkan, sekarang ia harus tinggal
seorang diri dan mengasah kemandiriannya di kota sebesar
Surabaya.
82