Page 90 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 90

Dinda  dan  beberapa  peserta  didiknya  melanjutkan
           jalan-jalannya  dengan  diiringi  berjatuhannya  bunga

           tabebuya.  “Pengalaman  yang  sederhana,  semoga  bisa
           menjadi  pengingat  mereka  di  masa  depan  bahwa  ada

           kenangan  mereka  bersamaku.”  Ucap  Dinda  dalam  hati.

           “Semoga  juga  anak-anakku  yang  ada  di  Desa  juga
           menemukan cerita baru dengan guru barunya penggantiku.”

           Tambahnya sambil mengenang masa-masa ia mengajar di
           desa.


                  Ternyata  pada  malam  harinya,  Dinda  di  telephone

           oleh  salah  satu  rekan  guru  yang  di  desa.  “Halo,
           Assalamu’alaikum. Din gimana kabarnya?” tanya bu Tanti.


                  “Wa’alaikumsalam, ech bu Tanti. Alhamdulillah baik
           buk.” Jawab Dinda. “Ibu bagaimana kabarnya?” tanya Dinda

           balik.

                  “Alhamdulillah Din, baik juga. Oh ya, Dinda Minggu

           Depan pulang atau di Surabaya nih?” tanya Bu Tanti lagi.


                  “Kebetulan  saya  sedang  ada  tugas  buk,  jadi  ya  di
           Surabaya.” Jawab Dinda.





                                                                              86
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95