Page 38 - Buku Diklat Hutan Loa Haur
P. 38

Syzygium sp. di tingkat semai dan Fordia splendidissima pada tingkat
              pancang. Tingkat tiang didominasi Litsea sp., Vitex pinnata, dan Dillenia
              sufruticosa, sedang tingkat pohon dari jenis Vitex pinnata, Litsea sp., dan
              Macaranga gigantea.


                Hutan Diklat Loa Haur juga memiliki potensi tanaman hutan bukan
              kayu, baik yang tumbuh alami maupun ditanam dalam reklamasi areal
              bekas tambang. Hasil inventarisasi pada 2021 mencatat keberadaan
              rotan, bambu, bendang, aren, nibung, pisang, dan salak – dengan
              tingkat kerapatan empat batang/rumpun per hektar. Tanaman aren
              mendominasi dengan porsi 45 persen dari total populasi HHBK, diikuti
              rotan (24 persen) dan bambu (14 persen).

                Di antara tujuh tanaman itu, terdapat pohon bendang (Borassodendron
              borneense), yang termasuk tumbuhan dilindungi. Daun dari tanaman
              palma endemik Kalimantan ini merupakan salah satu media yang
              digunakan Orang Utan (Pongo pygmaeus) untuk membuat sarang.
              Buahnya yang keras, tapi isinya menyerupai kelapa, juga merupakan
              makanan Orang Utan.


              Dari Rusa sampai Bekantan

              Jenis fauna yang didata meliputi mamalia, burung, herpetofauna, dan
              serangga. Inventarisasi mamalia dilakukan dengan metode pengamatan
              cepat/jelajah (rapid asessment), yaitu mencatat jenis mamalia yang
              berada di dalam dan atau antara jalur pengamatan.

                Inventarisasi burung dan serangga dilakukan dengan metode “cari
              dan lihat” (look and see) pada jalan setapak dan jalur survei vegetasi.
              Inventarisasi herpetofauna dilakukan dengan metode “perjumpaan
              visual” (visual encounter) pada jalur aquatik, mengikuti aliran sungai.
              Spesies kelompok ini biasanya memanfaatkan ranting, daun, batang
              kayu, lobang di pohon, banir kayu, serasah, batu dan aliran sungai untuk
              bersembunyi. Pencarian difokuskan pada tempat-tempat tersebut.

                Pengamatan dilakukan pada malam hari, pukul 18.00 sampai 20.00,
              dengan mencatat nama spesies, jumlah individu, substrat, waktu
              perjumpaan, dan aktivitas. Selain pengamatan di lapangan, informasi
              tentang mamalia dan burung juga diperoleh melalui wawancara dengan
              masyarakat sekitar hutan diklat dan petugas lapangan. Informasi ini
              kemudian diverifikasi dengan mencocokkannya pada buku panduan
              pengenalan jenis mamalia dan burung.


           28                           MENGELOLA HUTAN DIKLAT                                                               DUA DEKADE HUTAN DIKLAT LOA HAUR, KALIMANTAN TIMUR      29
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43