Page 39 - Book_Genetika_Linda
P. 39
P1 = CCRR (Berwarna x ccrr (Tidak berwarna)
Gamet = CR Cr
F1 = CcRr (Berwarna) → artinya C dan R mempengaruhi
warna
P2 = CcRr (Berwarna) x CcRr (Berwarna)
Gamet = CR, Cr, cR, cr CR, Cr, cR, cr
F2
CR Cr cR cr
CCRR CCRr CcRR CcRr
CR
(Berwarna) (Berwarna) (Berwarna) (Berwarna)
CCrr Ccrr
CCRr CcRr
Cr (Tidak (Tidak
(Berwarna) (Berwarna)
Berwarna) Berwarna)
ccRR ccRr
CcRR CcRr
cR (Tidak (Tidak
(Berwarna) (Berwarna)
Berwarna) Berwarna)
Ccrr ccRr ccrr
CcRc
cr (Tidak (Tidak (Tidak
(Berwarna)
Berwarna) Berwarna) Berwarna)
Rasio perbandinga fenotipe F2 = Berwarna : Tidak Berwarna = 9 : 7.
5. Interaksi gen (Atavisme)
Pada persilangan terdapat pula penyimpangan yang tidak
melibatkan modifikasi fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe
yang merupakan hasil kerjasama atau interaksi dua pasang gen
nonalelik. Peristiwa tersebut dinamakan interaksi gen. Peristiwa
interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan R.C.
Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk jengger
ayam. Dalam hal ini terdapat empat macam bentuk jengger ayam,
yaitu mawar, kacang, walnut, dan tunggal.
Persilangan ayam berjengger mawar dengan ayam berjengger
kacang menghasilkan keturunan dengan bentuk jengger yang sama
sekali berbeda dengan jengger bentuk kedua induknya. Ayam hibrid