Page 98 - Book_Genetika_Linda
P. 98
DNA cetakan yang orientasinya berlawanan, maka sintesis kedua
untaian DNA baru juga berlangsung dengan arah geometris yang
berlawanan, namun semuanya tetap dalam orientasi 5’→3’. Keadaan
semacam ini menimbulkan perbedaan dalam hal mekanisme sintesis
antara kedua untaian DNA yang baru.
Dalam proses replikasi, garpu replikasi akan membuka secara
bertahap dimulai dari titik awal replikasi (ori) dan akan bergerak
sepanjang DNA cetakan sampai semua molekul DNA induk
direplikasi. Salah satu untaian DNA yang baru disintesis dengan arah
geometris yang searah dengan pembukaan garpu replikasi,
sedangkan untaian DNA yang lain disintesis dengan arah yang
berlawanan. Oleh karena itu, sintesis untaian DNA baru yang searah
dengan pembukaan garpu replikasi (replication fork). akan dapat
dilakukan tanpa terputus (sintesis secara kontinu). Untaian DNA yang
disintesis secara kontinu semacam ini disebut sebagai untaian DNA
awal (leading strand). Sebaliknya, sintesis untaian DNA yang
berlawanan arah geometrinya dengan arah pembukaan garpu
replikasi dilakukan secara tahap demi tahap (sintesis secara
diskontinu). Hal ini terjadi karena proses polimerisasi pada untaian
DNA ini hanya dapat dilakukan setelah DNA cetakannya membuka
seiring dengan membukanya garpu replikasi. Untaian DNA yang
disintesis secara lambat semacam ini disebut untaian DNA lambat
(lagging strand). secara umum dapat dikatakan bahwa mekanisme
replikasi DNA berlangsung secara semidiskontinu karena ada
perbedaan mekanisme dalam proses sintesis kedua untaian DNA.
Pada untaian DNA awal, polimerisasi DNA berlangsung secara
kontinu sehingga molekul DNA yang baru disintesis merupakan satu
unit. Sebaliknya, pada untaian DNA lambat polimerisasi dilakukan
fragmen demi fragmen. Fragmen- fragmen DNA pendek tersebut pada
akhirnya disambung (ligasi) dengan enzim DNA ligase sehingga
menjadi unit yang utuh. Fragmenfragmen pendek (sekitar 1000
nukleotida panjangnya) yang disintesis tersebut disebut sebagai
Fragmen Okazaki.