Page 27 - 1. E-Modul Interaktif (Uji Terbatas)_Neat
P. 27

3)  Majas metafora adalah majas yang digunakan untuk membandingkan sesuatu secara

                  langsung (tidak menggunakan kata-kata pembanding seperti bagai, laksana, seperti,

                  dan lain-lain) terhadap penggantinya.


                             Kalau sampai waktuku
                             Kumau tak seorangpun kan merayu
                             Tidak juga kau
                             Aku ini binatang jalang
                             dari kumpulannya terbuang
                             Biar peluru menembus kulitku

                             aku tetap meradang menerjang



                         Dalam  penggalan  kalimat  aku  ini  binatang  jalang,  Aku  telah  menjadi  seekor

                  binatang dan tidak lagi sebagai manusia. Perbandingan yang menggambarkan manusia
                  sebagai  seekor  binatang ini  memberikan  makna  untuk  seorang  manusia  yang  hina,

                  tidak memiliki derajat yang sama dengan manusia. Sementara, Jalang menjadi penguat

                  untuk kata Aku untuk semakin memastikan tidak adanya keindahan dan keelokan pada
                  binatang yang digunakan sebagai pembanding itu.



               4)  Majas  hiperbola  adalah  majas  yang  berfungsi  menguatkan  makna  dengan  kata  lain
                  berguna untuk membuat makna yang berlebih-lebihan.



                             Pergi ke laut lepas, anakku sayang

                             pergi ke alam bebas!
                             Selama hari belum petang
                             dan warna senja belum kemerah-merahan
                             menutup pintu waktu lampau.



                  Kata laut lepas pada larik pertama mengandung majas hiperbola. Laut lepas diartikan

                  laut yang terlampau jauh dari daratan.


               e.  Rima

                  Rima  adalah  alunan  bunyi  yang  teratur  dan  berulang-ulang.  Irama/rima  berfungsi
                  untuk  memberi  jiwa  pada  kata-kata  dalam  sebuah  puisi  yang  pada  akhirnya  dapat

                  membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.


                                                                                                        26
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32