Page 51 - Legenda Rawa Pening
P. 51

sontak membuat rombongan itu panik. Namun, karena
            penasaran,  mereka  juga  menancapkan  golok  masing-
            masing ke tanah yang mengeluarkan darah tersebut.

                 Ternyata, tanah tebing yang mereka tancapi golok
            adalah tubuh seekor ular naga yang sedang melilit kaki
            Gunung  Telomoyo.  Pucuk dicinta  ulam  pun  tiba,  para

            pemuda  merasa  gembira  karena  telah  menemukan
            daging binatang untuk dijadikan santapan pesta rakyat
            di Desa Pathok.
                 Singkat  cerita,  pesta  panen  rakyat  pun  digelar.

            Daging ular yang dibawa para pemuda sudah menjadi
            aneka hidangan di pesta itu. Penduduk desa bersorak-
            sorai, berdendang, dan menari diiringi musik tradisional

            yang gegap gempita.
                 Di  tengah-tengah  acara  pesta  itu,  tiba-tiba
            datanglah  seorang  anak  laki-laki  yang  tidak  lain

            merupakan  jelmaan  Baro  Klinting.  Anak  laki-laki  itu
            berumur sekitar sepuluh tahun. Ia tampak kumal dan
            memiliki luka di sekujur tubuh dengan bau yang sangat

            tajam  dan  amis.  Anak  itu  meminta  makanan  kepada
            penduduk desa. Namun, tak  seorang pun memberinya
            makanan atau air minum. Mereka malah mengusirnya
            dan  mencaci-maki  anak  tersebut.  Namun,  anak  itu

            bergeming dan tetap memaksa meminta makanan dan







                                          39
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56