Page 136 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi_Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd
P. 136
MODEL PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS SPIRITUAL TEACHING
DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Persoalan rumit dalam pembelajaran sain yang selama ini terjadi adalah
adanya dikotomi antara rasionalitas dan moralitas sehingga karakter anak menjadi
pecah (munafiq). Pembelajaran sain yang selama ini berjalan cenderung
mengedepankan rasionalitas sekaligus mengesampingkan moralitas. Akibatnya,
anak didik cenderung berpikir radikal bebas tanpa mengenal batas-batas etika,
estetika, moral dan spiritual maupun agama. Dampak lebih lanjut dari pola
pembelajaran sains yang seperti ini adalah, jika rasionalitas telah mengalami jalan
buntu maka ia akan mengambil jalan pintas, yakni bunuh diri. Sebab,
rasionalitasnya telah mati sehingga hidup tidak ada gunanya lagi. Inilah sebabnya,
mengapa banyak siswa atau anak didik yang super cerdas tetapi mudah putus asa
dan akhirnya bunuh diri. Oleh karena itu, sistem pembelajaran sain harus segera
dibenahi. Jika tidak, pembelajaran sain akan terus memakan korban.
Pertanyaannya, mengapa justru anak didik yang super cerdas yang mudah putus
asa kemudian mengakhiri hidupannya? bukankan seharusnya mereka kurang
cerdas yang melakukan hal itu? Bagaimana pembelajaran sains tidak membuat
anak-didik mudah stress dan pustuas asa?
Untuk menjawab permasalahan atau problem akademik di atas, pembahasan
dalam makalah ini menggunakan teori sains modern dengan pendekatan spiritual
teaching . Spiritual teaching dipandang dapat memasukkan unsure-unsur estetika,
etika, dan moral keagamaan, sehingga pembelajaran sain mampu memadukan
keduanya. Dengan pemaduan ini, diharapkan ketika rasionalitas buntu, masih
terdapat ribuan jalan lain untuk keluar dari masalah hidup, sehingga orang tidak
mudah putus asa dan mengakhiri hidupanya secara tragis.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mencari model pembelajaran sains
berbasis spiritual tteaching. Dengan tercapainya tujuan tersebut, makalah ini akan
memberikan kontribusi besar bagi dunia keilmuan, khususnya pendidikan
sains.....(dst)
Contoh pendahuluan dalam makalah di atas cukup menukik pada
problem akademik yang sangat menggelisahkan. Untuk dapat menulis
pendahuluasebagaimana dicontohkan di atas tidaklah mudah. Mahasiswa
dituntut untuk melakukan studi pendahuluan (kajian pustaka),
menghimpun data dan menentukan fokus masalah. Kegagalan menyusun
latar belakang masalah yang tidak ada problem akademiknya, akan
berdampak pada pembahasan makalah yang hanya retorika teoritis
semata.
Kedua, pembahasan. Bagian ini berisi pembahasan secara teoritis
sesuai dengan topik yang diangkat. Kemudian, pembahsan dilanjutkan
dengan analisis untuk menjawab rumusan masalah. Dengan kata lain, inti
dari pembahan ini adalah deskripsi teoritis mengenai topik yang diangkat
dan menjawab rumusan masalah yang telah dicantumkan dalam
pendahuluan. Jika merujuk pada contoh di atas, maka teori yang harus
dibahas atau dideskripsikan pada bagian ini adalah sains modern dan
Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif 135