Page 15 - Artikel Kesehatan RSUP Dr. Sardjito 2020
P. 15

Pengukuran  suhu  tubuh  sebetulnya

               ditujukan  untuk  mengukur  suhu  inti  tubuh.
               Nilai  suhu  tubuh  sangat  dipengaruhi  oleh

               metabolisme  tubuh  dan  aliran  darah.  Hasil
               pengukuran  suhu  tubuh  akan  berbeda

               sesuai dengan tempat pengukuran. Secara

               umum  organ  yang  mendekati  ke  arah
               permukaan  tubuh  mempunyai  suhu  tubuh

               lebih  rendah  dibanding  organ  yang  lebih  dalam.  Beberapa  tempat  pengukuran  suhu
               tubuh antara lain dapat dilakukan di arteri pulmonalis, esofagus, kandung kemih, rektal,

               oral,  aksila,  membran  timpani  dan  kulit  dahi.  Namun  tempat  pemeriksaan  suhu  yang

               sering dipakai adalah aksila dan kulit dahi. Nilai rata-rata suhu normal bervariasi secara
               diurnal dengan mencapai titik terendah pada pukul 06.00 pagi dan mencapai puncaknya

               pada  pukul16.00-18.00.  Berdasarkan  tempat  pengukuran,  seorang  anak  dikatakan
               demam bila suhu rectal  > 38’C, atau suhu oral > 37,5’C, atau suhu aksila > 37,2’C atau

               suhu membrana timpani > 37,8’C. Berdasarkan pemeriksaan suhu dahi, anak dikatakan
               demam bila suhu dahi > 38,1’C pada anak usia 0 - 2 bulan, > 37,9 pada anak usia 3 - 47

               bulan dan > 37,8’C pada anak usia > 4 tahun.

                       Berdasarkan  polanya,  demam  dibedakan  menjadi  demam  kontinu,  intermiten,
               remiten, tertiana, kuartana, dan bifasik, Beberapa penyakit memiliki pola demam yang

               berbeda. Penyakit dengan gejala demam kontinyu atau demam terus menerus misalnya
               didapatkan  pada  infeksi  virus  dengue  saat  fase  demam.  Demam  intermiten  memiliki

               variasi suhu  > 1C dan pada saat demam turun dapat mencapai suhu normal. Demam

               intermiten  dapat  ditemukan  pada  malaria.  Demam  tertiana  dan  kuartana  merupakan
               demam intermiten yang ditandai dengan periode demam dan diselingi dengan periode

               normal. Peningkatan suhu pada demam tertiana terjadi di hari ke - 1 dan ke - 3, yang
               dapat ditemukan pada gejala malaria oleh Plasmodium  vivax. Pada demam kuartana,

               peningkatan suhu terjadi pada hari ke - 1 dan ke - 4, yang dapat ditemukan pada malaria

               oleh Plasmodium malariae. Demam remiten adalah demam dengan variasi suhu > 1C
               namun tidak mencapai suhu normal, misalnya pada fase awal demam tifoid.
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20