Page 114 - novelku part 2 1
P. 114

Kembali kupeluk Bagus untuk yang terakhir kali, sebelum
           jenasahnya dimandikan.

            Aku keluar ruang HCU dengan langkah yang tanpa arah, teman-
           temanku memapahku dan mendudukan aku di kursi.

            Pagi itu dunia seperti gelap tanpa hadirnya sang surya. Gelap dan
           muram…

            Semua keluarga bersiap untuk pemakaman Bagus, ibadah tutup
           peti dilanjutkan pemakaman berlangsung dengan penuh air mata.

            Seperti mimpi, aku tak percaya melihat saudaraku tertidur dan tak
           mendengarku lagi.

            Aku masih tidak percaya, rasanya baru kemarin aku tertawa
           bersamanya.


            Setelah kepergian Bagus aku kehilangan semua keluargaku,
           sekarang hanya aku, mbah kung, dan mbah uti.
            Sari datang menemuiku, menyampaikan kalau Ayu masih terpukul
           dengan kepergian Bagus bahkan sudah tidak mau makan apapun
           karena ia merasa sangat bersalah.


            Bagus kecelakaan dalam perjalanan menjemput Ayu yang selesai
           pentas wayang. Mungkin karena mengantuk sehingga sepeda
           motornya tertabrak truk yang rusak di tepi jalan.

            Aku tidak mau menyalahkan Ayu, kuanggap ini suratan takdir yang
           harus kuterima.

            “Ayu apa kira-kira mas Bagus akan bahagia kalau melihat kamu
           seperti sekarang ini?”, kataku.

            Ayu hanya menangis, sudah tak bisa berkata lagi.



                                              114
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119