Page 113 - novelku part 2 1
P. 113

Ternyata Ayu menelponku, aku bergegas mengangkatnya.


                “Halo, Bagas….cepat ke rumah sakit Bagus kritis.”, suara Ayu
           terbata-bata.

             Mendengar itu aku seperti disambar petir di tengah malam, tanpa
           berpikir panjang langsung kukemasi bajuku dan aku langsung
           bergegas ke RS.

             Dalam perjalanan seribu tanya di kepala, kenapa Bagus? Apa
           yang terjadi padanya? Yang aku bisa hanya berdoa semoga
           saudara kembarku kuat dan tidak terjadi apa-apa.

             Sesampai di RS aku langsung menuju ruang HCU, Ayu, mbah uti,
           dan beberapa teman Ayu sudah menunggu di luar.

             Aku bertanya pada semua, “kenapa dengan Bagus?”

             Belum Ayu menjawab dari dalam ruang HCU pintu terbuka,
           “Keluarga Bagus”.

             Aku melangkah mendekat pintu dan Ayu menggandengku ke
           dalam. Kulihat Bagus sudah dibantu alat nafas dan pemacu jantung.

             Dokter menyampaikan pada kami, “Mohon maaf, kami sudah
           berusaha tapi Tuhan berkehendak lain.”


             Seperti tersambar petir difajar pagi, embun yang menetes di dahan
           seperti air mata yang mengalir dipipiku. Ayu pingsan, aku sudah
           hilang kekuatan hanya bisa  memeluk saudara kembarku. Orang
           yang selalu menjadi objek kejahilanku.
             Entah rencana Tuhan dibalik kejadian ini, yang jelas tidak pantas
           mencari kambing hitam saat ini. Aku harus kuat, harus…meski
           separuh jiwa dan ragaku hilang.



                                              113
   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118