Page 108 - novelku part 2 1
P. 108
“Nia, kamu mau tunggu aku latihan dulu?”, tanyaku.
Nia mengangguk. Dia menuju tempat duduk di sekitar lapangan.
Aku bergegas ke ruang ganti, dan pemanasan sebelum berlatih.
Keringatku bercucuran, letih rasanya karena matahari begitu terik
menyengat kulitku.
Nia memberiku botol minumnya, aku meneguknya untuk
membasahi keringnya tenggorokanku.
“Makasih ya”, sambil kukedipkan mataku.
Terlihat Nia tersipu malu karena teman-temanku di tim basket
kompak meledeknya. “cie…cie….”
Latihan sore itu akhirnya selesai juga. Aku kembali ke ruang ganti,
untuk mengganti bajuku supaya bau keringat pergi dari badanku.
“Ayo pulang”, kataku sambil menepuk pundak Nia.
Di sepanjang jalan aku bercerita selama bersama Bagus
kembaranku. Nia ingin ikut memerah sapi di rumah mbah uti karena
hal itu hal baru yang belum pernah ia lakukan. Apalagi aku cerita
pertunjukan wayang dari dhalang Ayu, Nia semakin antusias ingin
dikenalkan dengannya.
Akhirnya sampai juga di rumah Nia.
“Ayo masuk dulu, aku masih ingin dengarkan ceritamu. Ibu pasti
juga senang dengan ceritamu” ajak Nia.
Tak kira cuma barengi sampai rumah, lha kok malah diajak mampir
dulu.
“Nak Bagas, gimana kabar? Mari masuk, cuci tangan trus makan
dulu”, ajak Ibu Nia.
108