Page 103 - novelku part 2 1
P. 103

Hpku bergetar, kulihat Nia menelponku.

             Aku menghiraukannya. Aku belum begitu tertarik pada Nia. Karena
           ada sifatnya yang tidak aku suka.

             Aku tidak suka cewek yang meremehkan hal kecil. Karena dari hal
           kecil itu akan menjadi besar.

             Aku juga tidak suka dengan cewek yang mudah didekati. Aku lebih
           suka tantangan. Mendapatkan sesuatu kalau penuh tantangan itu
           ada rasa kepuasan mendapatkannya. Meski aku ga terpikir nikah
           muda, tapi untuk memilih pasangan seumur hidupku mau tidak mau
           harus selektiflah…

             Sudah lama ga bertemu Sari, rasanya ada getaran juga ingin lebih
           tahu bagaimana dia sekarang ini. Jarak bagiku bukan penghalang,
           karena sekarang sudah ada alat komunikasi yang canggih. Tinggal
           gimana status dia sekarang, masih single atau sudah punya pacar.
             Hpku bergetar lagi, aku sengaja angkat didekat speaker berharap
           suara bising sehingga Nia tidak banyak cakap denganku.



                “Halo, halo…maaf Nia di sini lagi ada acara”, kataku.


                Aku dari tadi telpon kenapa ga diangkat?”, tanya Nia.

             Acara sudah dimulai, Ayu sudah menjadi dhalang yang luwes
           dalam memainkan wayangnya. Aku mengamati pertunjukannya.
           Jadi dhalang itu ternyata luar biasa. Bisa menghibur dan memberi
           tuntunan hidup. Kalau aku telusuri Dhalang itu berasal dari kata
           ngudhal piwulang. Ngudhal artinya membongkar atau menyebar
           luaskan dan piwulang artinya ajaran, pendidikan, ilmu, informasi.
           Jadi keberadaan dhalang dalam pertunjukan wayang kulit bukan
           saja pada aspek tontonan (hiburan) semata, tetapi juga tuntunan.

                                              103
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108