Page 98 - novelku part 2 1
P. 98
Aku membuka pintu jendela kamar, dan kulihat dari jauh bayangan
wayang yang sedang digerakan oleh seseorang. Bagas aku ajak
untuk datang kesana melihat bagaimana wayang itu dimainkan.
Saat kami berdua masuk ke rumah mbah Bejo rasanya masih
seperti dulu, mistis dan aneh bagiku.
Tanpa permisi aku melihat Ayu memainkan wayangnya dengan
indah. Karena sadar kehadiran kami berdua, Ayu menghentikan
permainannya.
“Hai, lama banget kamu ga pulang. Apa ga kangen sama
kembaranmu”, sapanya sambil mengulurkan tangannya.
“Lha kan sudah ada yang ngangeni dia”, ledekku.
Aku mengambil wayang yang ditata rapi di kelir. Aku
membayangkan gimana caranya menghafal semua tokoh wayang
yang ada disini. Apalagi tumpukan wayang di kotak yang jumlahnya
lebih kurang 180-250. Wow…aku yang tergolong daya ingat baik
saja semlengeren untuk ngingat tokoh wayang disini.
“Yu, kamu sudah bisa hafal tiap wayang yang ada di kelir dan di
kotak ini?, tanyaku.
Ayu menjawab dengan senyuman serta anggukan kepalanya.
Timbul niat isengku, ngetes Ayu bener ga dia hafal. Aku mencoba
mengambil wayang dalam kotak dan aku angkat. ”Ayo coba bener
ga kamu tahu siapa ini?”, tanyaku. Padahal aku sendiri ya ga tahu
siapa tokoh wayang itu (tapi sok ngetes wkwkkw…).
98