Page 95 - novelku part 2 1
P. 95

Langkahku kupercepat menuju kendang sapi milik uti, sekedar info
           saja kandang sapi disini banyak banget. Sapi disini menghasilkan
           susu yang segar. Ga salah kalau Boyolali kondang susunya.

             Aku melempar kerikil kecil ke punggung Bagus, nampaknya dia
           masih asyik memerah susu. Hingga kerikil yang mengenai
           punggungnya tak dirasakan.

             Aku lempar kedua kalinya dan mengenai kepalanya. “Adhuh, apa
           ini”, suara Bagus kesal.

             Aku langsung muncul di depannya dengan tepuk tangan.

              “Weladalah ternyata kamu cah bagus, usilmu masih kamu
           pelihara”, kata mbah uti sambil memelukku.
             “Mau tak bantuin to mas, tapi maaf aku masih capek habis nuntun
           sepedaku rantainya lepas”, ucapku sambil acting kelelahan.


             “Sudah kamu istirahat saja, minum susu sana biar sehat. Lho
           tanganmu kenapa kok berdarah”? Bagus memegangi tanganku.
             Bagus memotong pelepah pisang dan menaruh getahnya di
           tanganku. Aduh rasanya perih-perih gimana gitu…Aku pura-pura
           mewek untuk menarik perhatian mbah uti. Benar saja utiku langsung
           mengelus-elus rambutku, membuatku merasa nyaman. Jadi teringat
           kenangan masa kecilku…

             “Hhmmm….ga malu sama sapi, sudah besar masih ngalem sama
           uti”, ledek Bagus.

             “Malu itu sama kucing, ga sama sapi wkwkkw”, timpalku.

             Aku berjalan sambil gandeng uti menuju rumah. Di sepanjang jalan
           aku cerita ngalor ngidul tentang kegiatanku sama mbah kakung.
           Hingga sampai juga di rumah uti.


                                               95
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100