Page 92 - novelku part 2 1
P. 92
Tanpa kusadari jam sudah menunjukan angka 5 sore. Ayah Nia
sudah pulang kerja. “Selamat sore pak, sambil kuulurkan tanganku
menyalami ayah Nia.
Ayahnya dengan hangat menyambut uluran tanganku. “Kalian lagi
belajar bersama, silahkan dilanjutkan saya mandi dulu.”
Karena hari sudah gelap aku mengemasi buku, tetapi Nia
memegang lenganku berharap aku tetap memberikan pemecahan
soal yang berikutnya. “Maaf Nia, karena aku sudah lelah sebaiknya
kita lanjutkan lain waktu.”
Aku memohon diri pada ayah dan ibu Nia, tetapi malah diajak
masuk untuk makan bersama terlebih dulu sebelum pulang. Apa
boleh buat ga baik nolak rezeki, jadi aku menghargai keluarga Nia
untuk makan bersama.
Sungguh aku sangat iri dengan Nia karena mempunyai ayah dan
ibu yang sangat memperhatikannya, nasibnya berbeda jauh
denganku.
Ayah Nia bertanya, “Kamu tinggal dimana, dan siapa nama
ayahmu?”
Tiba-tiba aku tersedak mendengar pertanyaan itu. Ibu Nia
mengambilkanku segelas air putih, dan setelah kuminum aku
mencoba menjawab pertanyaan ayah Nia.
“Saya tinggal sama mbah kakung pak, di belakang koplak
andhong. Ayah dan ibu saya sudah meninggal karena kecelakaan.
Saya diajak mbah kakung disini, dan kembaran saya sama mbah uti
di Boyolali.”
Ayah dan ibu Nia kaget mendengar jawabanku, dia tidak mengira
kalau nasibku seperti ini.
92