Page 94 - novelku part 2 1
P. 94
Aku mengayuh sepedaku lebih
kencang, karena kulihat rumah mbah uti
sudah tidak jauh lagi. Aku ingin segera
sampai disana. Kupandangi sawah hijau
terbentang, air irigasi yang mengalir
dengan jernih. Sungguh daerah subur
makmur.
Tanpa kusadari rantai sepedaku lepas. Aku terjatuh karena tidak
bisa menjaga keseimbangan. Mungkin karena pikiranku sudah
penuh dengan keinginan segera sampai rumah mbah uti jadi aku
tidak konsentrasi bersepeda.
Aku berusaha memperbaiki tapi tidak bisa. Terpaksa aku jalan
mendorong sepedaku. Akhirnya sampai juga di rumah mbah uti.
“Kulo nuwun….uti”
Tak terdengar jawaban dari dalam rumah. Aku menunggu di teras,
mungkin mbah uti lagi sare pikirku. Setelah beberapa waktu
terdengar suara orang sedang menyapu di belakang rumah, dan
kulihat ternyata mbak Atun yang biasa bantu uti sedang bersih-
bersih.
“Mbak Atun, kemana uti kok ga ada di rumah”, tanyaku.
“Mbah sama mas Bagus baru ke kandang sapi, mungkin lagi
merah susu disana”, jawab mbak Atun.
94