Page 89 - novelku part 2 1
P. 89

Mimpi apa aku semalam, pagi-pagi sudah dapat durian runtuh.
           Hemmmm, rasanya muantap. Jarang-jarang bisa ngobrol dengan
           guru idamanku.

             Lamunanku dibuyarkan dengan tepukan tepat di depan mukaku.
           Sontak aku kaget, ternyata Nia yang ada di depanku.

             “Aduh, kenapa kau hancurkan lamunanku”, dengan mimik marah
           aku berdiri dan berlalu pindah ke belakang. Nia dengan tanpa dosa
           duduk di sebelahku.

             “Nanti jadi kerumahku?”, bisiknya pelan.

             Aku hanya menganggukan kepalaku pertanda aku setuju.

              Nia mengeluarkan tepak makan bekal sarapannya, langsung
           dibukanya tepak itu. Dia mengulurkan burger yang sudah diisi
           dengan sampah. Kenapa aku bilang sampah, karena di dalamnya
           ada sepotong daging olahan, tomat, telur mata sapi yang membuat
           aku mual kalau mengunyahnya.


             Dengan menghela nafas panjang aku mencari akal untuk
           menolaknya dengan halus.
             “Kok diem, apa kamu ga mau pemberianku?”, tanya Nia lirih.


             Aku menerimanya,  berusaha menyenangkan hatinya dengan
           memakan burger itu. Meski rasanya perutku mual, mau muntah
           menelan sampah itu.

             Bel berbunyi, Nia kembali ke bangkunya. Aku berharap dia tidak
           menoleh ke belakang  karena aku masukan ke laci meja.

             Pak Baskara membunyikan peluit, tanda anak-anak harus
           berkumpul di lapangan pada jam pelajaran olah raga. Semua sudah
           berbaris rapi seperti rutinitas biasanya.


                                               89
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94