Page 106 - novelku part 2 1
P. 106

Pagi itu mentari terasa sangat terik, upacara
                              yang rutin dilaksanakan di hari senin membuat
                              semua murid yang semula berbaris rapi mulai
           terusik.
            Aku tetap bersemangat karena bu Narti ada di hadapanku menjadi
           pembina upacara. Setidaknya ada semangat untuk tetap mengikuti
           upacara dengan khidmat.

            Setelah pasukan dibubarkan, semua murid kembali ke kelas. Ku
           ambil botol minum, dan kuteguk untuk melepaskan dahagaku. Di
           atas meja sudah ada tepak makan yang disitu tertulis “Untuk Bagas,
           selamat makan”

            Sudah aku tebak kalau tepak makan itu dari Nia.

            Kucoba menengok ke bangkunya, dan kulihat dia mengacungkan
           jempolnya sambil melempar senyum manisnya. Aku coba buka
           tepak itu tercium aroma nasi goreng yang sedap.

            Mumpung masih belum masuk jam pelajaran, aku bergegas ke
           ruang makan. Nia menyusulku dari belakang.

            “Makasih ya nasgornya, kenapa kamu selalu repot bawakan bekal
           buatku”, kataku.

            “Sama-sama, tadi ibu masak banyak dan ibu menyuruhku
           bawakan bekal juga buatmu”, jawab Nia.

                                              106
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111