Page 104 - novelku part 2 1
P. 104
Salut dengan Ayu yang punya bakat terpendam yang diturunkan
dari bapaknya.
Bakatnya terasah dengan baik.
Tanpa kusadari Bagus menepuk pundakku, mengagetkanku
hmmm…
“Kenapa kamu bengong kayak sapi ompong?”, ejeknya.
“Haduh, kamu bisa ga sekali saja ga ganggu keasyikanku”, kataku
dengan sedikit jengkel.
Bagus merangkulku dengan tangan kirinya, pertanda dia ingin
berdamai denganku.
“Lihat Ayu, aku ga bosen lihat pertunjukan wayangnya”, pujiku.
“Siapa dulu pacarnya wkwkkw….”, Bagus menimpali dengan
candaan.
“Apa hubungannya coba pacar sama pertunjukan, ibarat kutup
utara sama selatan”, kataku makin kesal.
Bagus tambah terbahak-bahak menertawakanku.
Semua teman yang ada jadi memperhatikan tingkah kami berdua.
Kembali lagi ke Sari..
Aku berbisik pada Bagus,”Sari sudah ada yang punya belum
mas?”.
“Waduh, mana aku tempe eh tahu wkwkkw…”, jawab Bagus
dengan bercanda.
Pertunjukan wayang semakin menarik, karena waktunya limbukan
berisi lawakan dari tokoh wayang Limbuk dan Cangik.
104

