Page 79 - novelku part 2 1
P. 79
Langkahku tiba-tiba terasa berat karena terdengar
suara parau laki-laki tua memanggilku. Kucoba
membalikan badanku, ku lihat samar-samar seorang
laki-laki tua berdiri melihatku. Waktu aku berusaha menghampirinya, aku
terbangun dari mimpiku. Ah …aku cuma mimpi. Kucoba bangun dari
ranjangku, dan minum segelas air putih di atas meja. Dalam hati bertanya,
apa arti mimpiku tadi?
Kulihat jam di kamar jarumnya masih berada di angka 3, masih
terlalu pagi kalau bangun. Ku coba merebahkan badan kembali ke
ranjang, tapi mata ini takut terpejam, takut mimpi itu bersambung lagi.
Ya sudah kuputuskan untuk ke kamar mandi menyegarkan badan.
Air di bak terasa beku. Aku memilih mandi bebek dari pada masuk
angin wkwkwk (ngeles).
Kubuka pintu jendela kamar, dan belum ada tanda-tanda kehidupan
di luar sana. Lilin dan buku doa kusiapkan, setidaknya tiap hari harus
mengucap syukur itu pesan ibuku sebelum pergi selama-lamanya.
Buku catatan kubuka kembali, karena pagi ini ada tes lisan dengan
bu Santi. Sudah menjadi kebiasaanku membaca dimanapun,
kapanpun hingga aku dijuluki kutu buku. Mungkin teman-temanku
lupa siapa namaku, karena mereka selalu memanggilku kutu. Bagiku
apalah arti sebuah nama, yang jelas karya nyata yang harus
dibuktikan dalam hidupku yaitu predikat juara 1 yang sudah bertahun-
tahun aku sandang. Entah kenapa dengan teman-temanku, mereka
kurang gairah untuk menjadi sepertiku. Aku begitu haus ketika
79

