Page 68 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 68
Ali al-Shabuni menafsirkan ayat tersebut agar berpartisipasi dalam
menyalurkan dana dalam berjihad dan dalam urusan ibadah lainnya untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan melarang pelit dalam mendermakan
harta. Karena kikir atau pelit pada hakikatnya akan menghancurkan diri
seseorang dan menjadi penyebab musuh-musuh akan mengepung.
Adapun pengeluaran di Jalan Allah termasuk didalamnya adalah pengeluaran
harta untuk agama dan sosial. Alokasi pendapatan yang bertujuan untuk
kegiatan keagamaan membantu kehidupan orang lain dapat diimplementasikan
dalam bentuk Zakat dan Shadaqah. Dalam hal pembelanjaan sedekah untuk
agama diantaranya yaitu mengeluarkan infaq untuk menyebarluaskan ajaran-
ajaran agama Islam dengan memberikan bantuan kepada lembaga pendidikan
dan pengajaran agama Islam.
e. Pemanfaatan Harta Untuk Masa Depan
Ajaran Islam di dalamnya memuat anjuran untuk memanfaatkan uang dengan
memperhatikan kepentingan hari esok atau masa datang, sebagaimana Allah
SWT berfirman:
Al-Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 18
ُ
َّ
ٰ
ْ
ْٓ
ْ
ُ
ُ
ٰ اللّ َّن اۗ ٰ اللّ اوقَّتاو ۚ دَغ ل ْ تمَّدَق اَّم سفن ْ رظْنَتلو ٰ اللّ اوقَّتا اوُنما َنْي ذلا اهُْيَاٰي
َ
َ َ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
ُ
١٨ - َن ْ ولمْعَت امبۢ رْيبَخ
َ
َ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
62