Page 66 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 66
mendapat predikat kikir dan pelit. Allah SWT melarang dan mengibaratkan
orang-orang yang melakukan tabdzîr dengan saudara setan, sebagaimana
terdapat pada ayat Qur’an mengenai larangan untuk bersikap boros:
Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 26-27
ُ ْ
ْ
ْ
ٰ
َّ
َنْير ذَبُملا َّن ا ا ً رْي ذْبَت ْ ر ذَبُت َ لْو لْيبَّسلا َنْباو َنْي كْس ملاو هقح ىٰب ْ رقلا اَذ تاو
َ
َ
َ
َ
َ
ٰ
٢٦ -٢٧ - ا ً ر ْ وُفَك ه بر ل ُنطْيَّشلا َناَكو نْي طٰيَّشلا َناوْخ ا ا ْْٓ وُناَك
ۗ
َ
َ
َ
Artinya:
“dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya”.
c. Hidup Sederhana (Moderat)
Kesederhanaan bukan berarti menggambarkan kehidupan dalam level
terendah. Dalam sub-bahasan ini, kesederhanaan diartikan konsumsi moderat
yaitu dengan menjauhi pola konsumsi berlebihan conspicuous consumption
atau menjauhi prilaku bermewah-mewahan. Kesederhanaan adalah jalan
tengah dari dua cara konsumsi yang ekstrim yaitu boros (isrâf) dan kikir
(bakhîl).
Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat 67
ٰ
َّ
َ
َ
ُ
ُ
ْ
٦٧ - اًماوَق َك لذ َنْيَب َناَكو ا ْ و ُ رُتقَي ملو ا ْ وفرْسُي مل ا ْ وقَفْنَا ْٓاَذ ا َنْي ذلاو
ْ
َ
َ
ْ َ
َ
Artinya:
60