Page 144 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 144
Pengawasan Mutu Pangan
berfungsi sebagai promosi perdagangan di era pasar global yang memiliki daya saing
kompetitif.
Penerapan HACCP pada beberapa negara bersifat sukarela dan banyak industri pangan
yang telah menerapkannya. Di samping karena meningkatnya kesadaran masyarakat baik
produsen dan konsumen dalam negeri akan keamanan pangan, penerapan HACCP di industri
pangan banyak dipicu oleh permintaan konsumen terutama dari negara pengimpor.
Penerapan HACCP dalam industri pangan memerlukan komitmen yang tinggi dari pihak
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Di samping itu, agar penerapan HACCP ini sukses
maka perusahaan perlu memenuhi prasyarat dasar industri pangan yaitu, telah diterapkannya
Good Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP).
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu industri pangan dengan penerapan
sistem HACCP antara lain meningkatkan keamanan pangan pada produk makanan yang
dihasilkan, meningkatkan kepuasan konsumen sehingga keluhan konsumen akan berkurang,
memperbaiki fungsi pengendalian, mengubah pendekatan pengujian akhir yang bersifat
retrospektif kepada pendekatan jaminan mutu yang bersifat preventif, dan mengurangi
limbah dan kerusakan produk atau waste. Pada umumnya, sistem HACCP terdiri dari 3 (tiga)
langkah, yaitu :
1. Langkah Pertama. Identifikasi penilaian terhadap ancaman kesehatan yang
berhubungan dengan produk yang dihasilkan.
2. Langkah Kedua. Penentuan Critical Control Point (CCP) atau titik lokasi kritis atau rawan
yang perlu dikendalikan dan diamati.
3. Langkah Ketiga. Menetapkan pedoman langkah-langkah untuk memonitor CCP.
C. BAGIAN-BAGIAN DARI SISTEM HACCP
1. Analisis terhadap hazard, yang meliputi identifikasi terhadap hazard, penelitian
parahnya derajat hazard yang ada.
2. Penentuan the Critical Control Point (CCP) :
CCP – 1 : point yang dapat meyakinkan pengendalian hazard
CCP – 2 : akan dapat menekan hazard seminimal mungkin, tetapi tidak dapat
memastikan kontrol terhadap hazard
3. Spesifikasi dari kriteria yang dapat memberi petunjuk apakah suatu tindakan atau tugas
sudah dalam kendali CCP khusus.
4. Membuat dan mengesahkan sebagai pedoman suatu cara untuk melakukan
pemantauan terhadap setiap CCP, untuk memeriksa apakah bagian tersebut sudah
dalam pengawasan atau belum, seperti inspeksi visual, evaluasi indera, pengukuran
secara fisik/kimia, aspek-aspek kuantitatif dan pencatatan dalam laporan.
5. Pengambilan langkah perbaikan, bila hasil monitoring ternyata memberi indikasi bahwa
CCP tertentu tidak berlangsung normal (tidak dalam keadaan terkendali).
137