Page 146 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 146

  Pengawasan Mutu Pangan  




                     Adanya Bacillus cereus pada beras sewaktu persiapan pengolahan makanan Cina, dapat
               merupakan  ancaman  serius  terhadap  keamanan  konsumen.  Namun,  kontaminasi  beras
               tersebut oleh sejumlah kecil mikroba adalah biasa dan tidak dapat dihindarkan, karena alasan
               tersebut pemeriksaan beras bila dijadikan CCP tidak ada gunanya. Mungkin CCP akan lebih
               tepat  bila  diterapkan  langsung  dalam  proses  pengolahan,  misal  kontrol  suhu  dan  waktu
               selama pengolahan nasi yang telah dimasak sebelum dikonsumsi menjadi penting artinya.
               Beberapa critical control point adalah :
               a.    Blancher (blansir), khususnya terhadap suhu dan waktu
               b.    Larutan garam (brine), khususnya terhadap konsentrasi dan suhu
               c.    Filler (kontrol)
               d.    Cover Feeder Coder, kode yang benar
               e.    Closing machine, ukuran dan persyaratan batas lintasan yang diizinkan
               f.    Crate, suhu dan waktu
               g.    Retort, suhu, waktu, vent, bleed, dan sebagainya
               h.    Cooling tank, konsentrasi khlorin.

               4.    Pemilihan Kriteria untuk Pengendalian
                     Penentuan parameter tindakan yang akan digunakan untuk melakukan pengendalian
               hazard di lokasi CCP sangat penting. Parameter tersebut dapat berupa suhu dan waktu untuk
               makanan yang diproses dengan panas, tingkat dosis khlorin di saat kaleng-kaleng didinginkan,
               kontrol kelembaban udara pada penyimpanan produk kering, suhu selama sterilisasi makanan
               yang akan disimpan dingin, ketebalan produk dalam tatakan yang harus didinginkan dalam
               usaha catering, dan lain sebagainya.

               5.    Monitoring
                     Monitoring  adalah  salah  satu  bentuk  tindakan  untuk  melakukan  pengecekan  bahwa
               proses  pengolahan  dan cara-cara penanganan pada  CCP  telah  diterapkan  secara  baik  dan
               semestinya.  Pembuatan  dan  penerapan  cara  monitoring  yang  efektif  memerlukan  pakar
               teknis.  Sistem  monitoring  sendiri  harus  mampu  mendeteksi  adanya  penyimpangan  dari
               standar dan spesifikasi yang kecil sekalipun dan mampu menyediakan informasi tersebut pada
               waktunya  atau  secepatnya  sehingga dapat  dilakukan  langkah  koreksi  agar  proses  berjalan
               normal.
                     Lima jenis monitoring utama yang biasa digunakan adalah : observasi visual, evaluasi
               indera, pengukuran secara fisik, tes kimia, dan pemeriksaan mikrobiologi. Karena efektivitas
               monitoring pada CCP banyak kaitannya dengan kecepatan hasil yang diperoleh, maka pada
               umumnya observasi visual sering menjadi cara monitoring yang paling berguna. Pada awal
               diterapkannya GMP, petugas laboratorium harus melakukan analisis detail dari keseluruhan
               tahap-tahap  operasi  dan  kegiatan  di  dalam  pabrik  pengolahan,  untuk  mengidentifikasi
               daerah-daerah yang rawan kontaminasi, dimana pertumbuhan mikroba cepat terjadi.
                     Sekali  GMP  telah  terbentuk,  pemeriksaan  laboratorium  hanya  dilakukan  terhadap
               beberapa  sampel  saja,  termasuk  pemeriksaan  produk  akhir.  Hal  itu  dilakukan  untuk




                                                           139
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151